Mewariskan Nilai, Merawat Harapan
Menarik memang membaca tulisan Asep Salahudin, Peneliti Lakpesdam PWNU Jawa Barat sekaligus Dekan Fakultas Syariah IAILM Suralaya, Tasikmalaya, yang dimuat di Kompas, Sabtu, 29 Maret 2014. “ Selalu Ada Harapan”, begitulah judulnya. Bahwa rasio utama digelar pemilu, seperti pada tahun 2014 ini, adalah untuk “memelihara jati diri manusia sebagai „Homo esperans‟, makhluk yang selalu berharap. Buktinya terlihat jelas. Menurut Asep, tak peduli sesulit apa pun kondisinya, setiap musim coblosan, pasti orang berbondong-bondong menuju tempat pemungutan suara, menanti harapan baru, seorang juru selamat yang lahir dari rahim pemilu tersebut. Mereka tak peduli, kalau ternyata yang mereka dapatkan hanyalah petahana “itu-itu” juga. Mereka hanya akan mengkritik, memprotes, dan jika tak ada perbaikan, lima tahun lagi, mereka akan memilih nama-nama yang lain, berharap yang ini lebih baik. Menurut Asep pula, mereka yang memilih untuk absen setiap kali digelar pesta demokrasi tersebut tidak oto...