Posts

Showing posts from December, 2012

Hari-Hariku

Hari-hariku adalah berton-ton bata yang dipampatkan ke dalam lembaran-lembaran dan dijejalkan ke dalam kantong bertali rantai yang menjerat leherku dengan garang Hari-hariku adalah kaki yang tersuruk-suruk berjalan menyeret beban di atas jalan berkerikil tajam yang beribu kilo panjang dengan lubang-lubang yang menganga menantang menelan gemintang Hari-hariku adalah senja yang tiada pernah berganti malam Aku tidak pernah diterangi cahaya siang yang datang dari jalan-jalan kebenaran tapi aku juga tidak bisa berpaling pada malam dan menyembunyikan gelapku dari pandangan dan aku memang hanya kerembangan di kejauhan

Sejuta Segala

sejuta umat sejuta piring sejuta kosong sejuta kembung sejuta mati sejuta mayat sejuta lahat sejuta kubur sejuta bayar sejuta abai sejuta awan sejuta hujan sejuta petir sejuta atap sejuta bocor sejuta rubuh sejuta dingin sejuta kolong sejuta emper sejuta tidur sejuta jalan sejuta bocah sejuta lagu sejuta sendu sejuta mobil sejuta koin sejuta hari sejuta ingin sejuta bintang sejuta kabut sejuta ah sejuta huh sejuta Oo... sejuta hmm sejuta yap sejuta `kan sejuta pun sejuta hap sejuta mu sejuta mu sejuta ku sejuta kita sejuta maju sejuta sama sejuta anak sejuta segala sejuta bangsa sejuta biar sejuta pilu sejuta yang ingin kusampaikan padamu tentang sejuta hal di negeriku sejuta se    anak segala se       bangsa

Berkatalah O Bapak Tua

Kau kayuh sepeda Tubuh tua bergetar kala Lewati kerikil-kerikil dan lubang menganga Di jalan-jalan paling tersembunyi desa-desa Kau kayuh sepeda Baju itu lama tapi sudah disetrika Ransel koyak tua itu setengah terbuka Berisi buku-buku bersampul kulit ejaan lama Kau kayuh sepeda Pagi-pagi sekali burung-burung bercicit ria Cahaya remang-remang pagi buta Ingatkanmu akan masa lama Lama Oh, begitu lama Kala sepeda tua ini masih belum tua Dan serasa tubuh ini bisa hadang segala bala Oh, lama, begitu lama Kala mata ini masih belum termakan senja Dan tangan-tangan keriput ini tidak pernah gemetar begitu hebatnya Ah, sudah begitu lama Kau kayuh sepeda Sebongkah batu besar sentakkan itu roda Menyentakmu keluar dari hantu-hantu masa muda Ah, begitu fana Kau kayuh sepeda Menuju bangunan reyot sedoyong gudang kopra Sekelebat ingatan akan masa jaya Kembali melintas di depan mata tua bagai saga Kau tambat sepeda Begitu berat rasanya napas