Posts

Showing posts from July, 2020

Dawam Rahardjo: Seorang (Neo)modernis

Image
Dawam Rahardjo dikenal sebagai salah seorang pemikir liberal atau neo-modernis (menurut istilah Greg Barton) [Bachtiar, 2017:19-20 dan 72] dalam tubuh Muhammadiyah. Golongan pemikir Paramadina menyebutnya “tokoh pluralisme” (tentu pluralisme teologis) [paramadina-pusad.or.id: Shofan, 2019]. Kontroversi pemikirannya bahkan pernah membuatnya dipecat dari kepengurusan ormas modernis itu pada 2006. Hamid Basyaib, mantan koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL), menggelarinya sebagai “Voltaire dari Solo” [bbc.com, 2018]. Sebagian idenya memang segar, tapi banyak pula yang penulis tidak sependapat dengannya. Pun demikian, jejak intelektualnya memang panjang. Di antara buku yang ditulis dan disuntingnya yang pernah saya baca dan menarik untuk diteliti ialah “Habibienomics: Telaah Ekonomi Pembangunan Indonesia” dan “Insan Kamil: Konsepsi Manusia Menurut Islam”. Dawam dilahirkan pada 20 April 1942 di Kampung Baluwati, Solo. Ia lahir di tengah-tengah keluarga santri pengusaha batik dan tenun tra

Pola Perubahan dalam Siklus Sejarah Menurut Model Panarchy: Tinjauan Ringkas

Image
“Model ini dengan demikian merupakan suatu struktur di mana sistem-sistem, termasuk natural, sosial, dan kombinasi natural-sosial, saling terhubung dalam suatu siklus adaptif yang kontinu yang tersusun atas perputaran pertumbuhan/eksploitasi, akumulasi/konservasi, restrukturisasi/rilis, dan pembaruan ulang/reorganisasi.” (Holling et.al.: 2014, hal 578-579) Terdapat sejumlah teori yang mencoba menerangkan karakteristik umum dari perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada suatu sistem yang kompleks, yang dikembangkan untuk memahami transformasi sistemis. Salah satunya adalah model Panarki ( Panarchy ). Panarki berasal dari kata “ pan ” (semua) dan “ archy ” (memerintah), dibentuk oleh Paul Emile de Puydt pada 1860, sebagai istilah tentang suatu bentuk aturan yang melingkupi semua yang lain, suatu aturan yang mengatur semuanya, yaitu suatu aturan universal. Dalam perkembangannya, istilah tersebut digunakan untuk mewakili suatu teori tentang sistem, yang menjelaskan sistem-sist

Mukadimah Historiografi Modern

Image
“... makna yang lebih dalam dari sejarah melibatkan analisis dan upaya untuk mencapai kebenaran, penjelasan yang halus atas sebab-sebab ( sabab ) dan asal-usul ( ibda’ ) segala hal yang ada, serta pengetahuan yang mendalam tentang aspek “bagaimana” dan “mengapa” pelbagai peristiwa. Syajarah berakar kokoh pada falsafah. Ia layak ditempatkan sebagai suatu cabang utama (dari filsafat).” (Interpretasi Franz Rosenthal terhadap Muqaddimah Ibnu Khaldun dalam "The Muqaddima: An Introduction to History Volume I", 1958 hal.6) Menurut Ibnu Khaldun, sejarah merupakan suatu disiplin ilmu yang berakar secara luas di antara negara-negara dan bangsa-bangsa. Ia (mungkin pada masa Ibnu Khaldun tapi tidak selalu di setiap zaman) begitu gemar diteliti. Orang-orang di jalanan, orang-orang biasa, ingin mengetahuinya. Para raja dan pemimpin bersaing untuknya. Baik mereka yang terpelajar maupun yang bodoh mampu untuk memahaminya. Lantaran permukaan sejarah tidak lebih daripada informasi

Siklus Tantangan dan Respons Peradaban Menurut Arnold Joseph Toynbee

Image
“Itulah hari-hari (kemenangan dan kekalahan, kemajuan dan kemunduran, kebangkitan dan keruntuhan, kejayaan dan kehancuran), Kami pergilirkan di antara manusia. Jika kalian terluka, telah terluka pula kaum-kaum sebelum kalian. Telah berlalu sebelum kalian sunan-sunan (kaidah dan metode jalannya sejarah). Maka berjalanlah kamu di muka bumi (ambillah pandangan dalam perspektif ruang) dan lihatlah akibat perbuatan orang-orang terdahulu atau orang-orang yang mendustakan (lakukanlah rasionalisasi-observasi-empiris dalam perspektif waktu).” (Quran Surah 3: 140) “Bukankah aku telah keliru dalam menerapkan pemikiran historis, yang merupakan studi tentang makhluk hidup, sebagai suatu metode pemikiran ilmiah untuk membentangkan alam yang mati? Bukankah aku juga telah keliru dalam memperlakukan perhubungan antar-manusia sebagai suatu operasi sebab-dan-akibat?” (Toynbee dalam “ A Study of History: The One Volume Edition ”,   1972, hal 97) Sekian lama Arnold Joseph Toynbee melakukan pencarian