cerita

Ia menyadari dalam suasana hati yang aneh. Kadang merasa takut, kadang khawatir, kadang gembira, tetapi kadang juga sendu. Suasana hatinya tidak tetap, naik-turun biar pun tanpa sebab. Kadang kebenciannya pada Tunggul Ametung tiba-tiba hilang. Diam-diam ia amati wajah suaminya, yang jelas tak seujung jarum pun mengandung darah Hindu, hidungya yang lengkung ke dalam, tulang pipinya yang terlalu tinggi sehingga membuat rongga matanya tampak dalam, gelap secara tidak wajar.

Dua kali ia tidak datang bulan. Ia tahu ia mulai mengandung. Rimang telah menanamkan untuknya sebatang pohon srigading di Taman Larangan. Ia tak kan lupa pada bisikannya : beginilah batangnya dan beginilah daunnya; bunganya putih berkembnang datar seperti payung; batang bunganya sama besar dengan pangkal lidi enau dan berwarna kuning; terserah pada Yang Mulia Prameswari hendak gugurkan anak Sang Akuwu atau tidak; Yang Mulia cukup minum air seduhan bunganya dan anak itu akan larut meninggalkan kandungan.

Rimang sudah tiada dan kandungan itu nampaknya sudah hampir menjadi. Haruskah anak ini, anak yang tentunya semakin sedikit berpunya darah Hindu, dibiarkan hidup juga dan demikian memberikan pada Tunggul Ametung sang pewaris Tumapel ? Minumlah seduhan bunga srigading pada saat usia kandungan masih sangat muda, kata Rimang, dan makin tua usianya akan makin bahaya bagi Yang Mulia dan ada kemungkinan Yang Mulia tidak dapat hamil kembali.

Tapi anak ini bukan hanya anak Tunggul Ametung, tetapi juga anaknya. Ia meragu untuk membuat keputusan. Kemudian terjadi peristiwa itu : Tunggul, untuk kali pertamanya, meminta nasehat dari Arok yang dibawa oleh Sang Hyang Lohgawe ia terima atu tidak. Ia tindas kegembiraan hatinya dan menjawab dingin :

“Sang Hyang Lohgawe bermata dan berlidah dewa, ia tak mungkin keliru.”

Untuk kali pertamanya ia melihat suaminya memejamkan tapuk matanya yang sudah mulai menggelambir karena usia, memejaman matanya keras-keras sehingga cakar ayam di sal…

COMING SOON

Comments

Popular posts from this blog

TIGA KATA SEMBOYAN DAN SEBUAH IRONI

Permodelan Matematis Teorema Kendali

Mewariskan Nilai, Merawat Harapan