ADAKAH MALAIKAT DARI LUMPUR ?
Aku bertanya
padamu kawan, apakah ada malaikat yang diciptakan, bagi ia yang tak percaya
Tuhan? Yang selalu berdalih bahwa jika ada Tuhan, ia tidak akan hidup berpijak
awan di atas badai. Yang yakin bahwa jika Tuhan belum mati, ia tidak akan
melihat dirinya sendiri terseret di jalan-jalan, terlindas kereta, terbawa
sepanjang rel yang melintasi gubuk-gubuk para pemabuk dan kubur-kubur para
pelacur.
“Bukalah
kembali buku sejarahmu! Baca! Baca keras-keras bait demi bait Internasionale!”
ia melolong saat kereta yang ditumpanginya penuh orang-orang yang keringatnya
adalah uang-uang receh yang dibayarkan setiap bulan acapkali dengan tunggakkan.
“Tak ada
penolong bagi kaum kita. Tak ada raja yang berbelaskasihan, tak ada pastor yang
mengerat sedikit jubah kulitnya agar bisa kita makan, bahkan Tuhan pun enggan
mengirimi kita malaikat yang membawa hidangan manna dan salwa,
yang justru diturunkan pada umat Musa yang bengal seperti domba!”
“Lihatlah aku!
Dari kecil tiada berhenti sembahyang lima waktu, puasa hari Sabtu, dan mengunjungi
gapura-gapura dan wihara-wihara yang bersemayam di bukit biru. Tapi Tuhan tak
pernah membalas doaku. Dari kecil aku selalu ikhtiar dan tawakal
maksimal. Tapi tiada sekalipun ajrun adhimun untukku, bahkan yang Tuhan
kirimkan untukku justru khoufun dan hazinun.”
Ia tatap lekat
orang-orang di kereta dan sambil menggenggam erat botol di tangannya, ia
menceracau tentang nasib yang menatap maut atas kabut, tentang kota busuk
mereka yang acakadut, sementara orang-orang yang jentikan jarinya adalah
sekoper penuh dollar bisa hidup di tempat yang tetes malamnya seperti bulan
seribu lampu, yang terpisah dari tempat mereka sejauh ujung kuku, tapi di mata
seperti jarak sidratul muntaha
dengan ardlu. Tentang Tuhan yang tidak pernah mengiriminya malaikat
untuk mendekap luka perihnya dengan sayap-sayapnya yang halus.
###
Jasad
dilemparkan ke dalam lahat dan tujuh langkah menjauh diambil tabi’il janazat.
Aku masih termenung di sana memandangi kubur pria yang kutemukan tak bernyawa
sedang memegang botol di tepi jalan protokol. Tapi lamunanku terbuyar oleh
suara halilintar dan jeritan orang dari dalam gundukkan. Mulutku menganga dan
terdengar suara tawa. Kubalikkan badan dan di belakangku, di antara dua pohon
waru, kudapati perempuan kencur yang kerudung putihnya menjulur menutupi
setengah wajah.
###
Seorang
malaikat tanpa sayap yang lahir dari doa serampangan pria kurus berwajah tirus
yang mati menggenggam botol baru saja berujar tentang lumpur nasib. Dan
perkuburan telah menjadi saksi. Seorang malaikat telah datang kepada salah
seorang dari mereka yang keringatnya adalah kopek-kopek seratusan dan menjelma
ke dalam bentuk gadis terindah di matanya, untuk mengujinya, yang senantiasa
bermohon akan datangnya seorang malaikat yang menyapu angin busuk yang
membubungi gubuk-gubuk para pemabuk dan kubur-kubur para pelacur untuk
digantikan dengan wangi bebungaan surga. Untuk mengujinya, atas perintah Yang
Maha Hadir, apakah jiwanya lebih terikat kepada-Nya atau kepada malaikat yang
menyembul dari balik lumpur.
Seorang
malaikat tanpa sayap yang menyembul dari lumpur hitam baru saja membeberkan
lontar-lontar takdir. Bahwa golem lumpur hitam tak layak menggenggam sayap
malaikat tanpa sayap yang telah menyusuri rel menebarkan harum semerbak. Bahwa
golem lumpur hitam busuk tak boleh hidup jauh-jauh dari tanah asal, yang
menguarkan bau sampah busuk, minuman keras oplosan, dan darah penderitaan yang mengucur
pada dahi-dahi penuh belur. Bahwa malaikat tanpa sayap yang berpendar cahaya
perak adalah makhluk Tuhan yang khusus diciptakan untuk golem-golem lumpur
emas, yang sekali jentikan jarinya adalah berkoper-koper penuh dollar.
Seorang malaikat
tanpa sayap baru saja meriwayatkan tentang seorang pemuda kurus berwajah tirus
yang diazab Tuhan karena senantiasa berdoa serampangan memohon dikirimi
malaikat tanpa sayap yang menyelurup pekat lumpur hitam. Seorang pemuda kurus
berwajah tirus yang telah lupa diri di hadapan Jiwa Kudus sehingga berani
memaksa-Nya mengiriminya seorang malaikat tanpa sayap untuk membubungi tanah
asal dengan wewangian bunga surga dan menggantikan busuknya lumpur yang
memerangkap tinja-tinja kelelawar. Seorang pemuda yang diazab karena lupa
dirinya adalah golem tanah lumpur yang datang dari tanah asal itu.
Malaikat tanpa
sayap itu baru saja mengingatkan bahwa aku terlalu lama berdiri terbenam lumpur
hitam dan sudah waktunya aku meninggalkan golem lumpur hitam yang terbaring di
bawah gundukkan tanah hitam itu. Dan sekali lagi aku melihatnya. Wajahnya
adalah wajahku, matanya adalah mataku, dan kerutan-kerutan nestapanya adalah
garis-garis telapak tanganku. Lalu aku terdiam terpaku. Kuulangi kata-kata
agung segala zaman itu.
Malaikat tanpa
sayap itu baru saja …
M Miftahul
Firdaus
Bojonegoro, 22
Desember 2013
Comments
Post a Comment