Jesus dan Simbol Astrologi
Sumber gambar : http://izquotes.com/
Dimuat di http://www.qureta.com/post/jesus-dan-simbol-astrologi
Tulisan ini merupakan lanjutan dari "Agama dan Simbol Astrologi". Mungkin, yang paling jelas di antara semua simbol astrologi di sekitar Jesus adalah dua belas murid yang dimilikinya. Secara sederhana mereka mewakili dua belas rasi bintang zodiak, di mana Jesus, sebagai matahari, menempuh perjalanan bersama mereka.
Angka dua belas bahkan disebutkan berulang kali di dalam Alkitab. Dua belas suku Israel, dua belas saudara Joseph, dua belas hakim Israel, dua belas raja Israel, dua belas Nabi, dan banyak lagi.
Kembali mengenai cross of the zodiac, gambaran kisah hidup matahari. Ini bukan hanya sekadar karya seni atau alat untuk mengukur pergerakan matahari, melainkan sekaligus symbol spiritual milik kaum Pagan, yang jika dipendekkan, tampak seperti salib yang memiliki lingkaran seperti gambar. Ini bukanlah simbol Kristenitas, melainkan bentuk lain dari salib zodiak milik kaum Pagan yang diadaptasi dari cross of the zodiac.
Itulah sebab mengapa Jesus pada kesenian okultis awal, selalu digambarkan dengan kepala berada di depan salib yang dikelilingi lingkaran sebab Jesus adalah sang matahari.
The Sun of God, The Light of the world (John 9:5), The Risen Savior (Matt 28:6) who will come again every morning (John 14:3), who defend against works of darkness (Rom 13:12) as he is born again every morning (John 3:3) and can be seen coming in the clouds (Mark 13:26) up in heaven (John 3:13) wearing a crown of thorns (John 19:5) atau sinar matahari.
Selanjutnya, dari banyak kiasan astrologi dalam Alkitab, salah satu yang paling penting adalah tentang era. Dalam injil, terdapat berbagai penjelasan yang berhubungan dengan “era”. Untuk memahami hal ini, kita perlu mengetahui fenomena yang dikenal sebagai pergantian titik balik matahari.
Orang Mesir kuno dan banyak peradaban kuno sebelum mereka mengetahui bahwa setiap 2150 tahun, matahari yang terbit saat titik balik matahari musim semi, akan menunjuk pada lambang zodiak yang berbeda. Ini akibat sudut pergeseran yang terbentuk secara perlahan pada saat bumi berputar pada porosnya.
Disebut “pergantian” karena rasi bintang bergerak mundur dan tidak lagi melalui siklus tahunan yang normal. Rentang waktu yang diperlukan bagi peralihan melalui kedua belas simbol sekitar 25.765 tahun. Fenomena ini juga dikenal sebagai “The Great Year”. Masyarakat kuno sangat tahu hal ini. Mereka menyebut setiap periode 2150 tahun sebagai satu era.
Dari 4300 BC hingga 215- BC merupakan era Taurus, sang banteng. Dari 2150 BC hingga 1 AD merupakan era Aries, sang domba. Dari tahun 1 AD hingga 2150 AD, era kita serakarang, merupakan era Pisces, dua ikan. Memasuki tahun 2150, kita akan memasuki era baru, era Aquarius, sang pembawa kendi.
Alkitab, secara simbolis, menggambarkan terjadinya pergantian melalui tiga era serta menandai yang keempat. Dalam Perjanjian Lama, ketika Moses turun dari Gunung Sinai membawa sepuluh perintah dari Tuhan, dia sangat murka melihat orang-orangnya sedang memuja patung dari sapi (atau banteng) dari emas.
Moses bahkan membanting hancur lempeng batu yang ia bawa dan memerintahkan orang-orangnya untuk saling membunuh untuk menyucikan diri mereka (Exodus 32). Sebagian besar ahli Alkitab merujuk kemarahan ini adalah karena bangsa Israel memuja berhala.
Dari sudut pandang lain, sapi (atau banteng) dari emas itu adalah Taurus sang banteng dan Moses mewakili era baru Aries, sang domba. Pada saat datangnya, semua orang harus membuang era yang lama. Itulah sebabnya mengapa hingga hari ini, orang Yahudi masih meniup terompet dari tanduk domba. Sosok lain juga ikut menandai masa pergantian ini seperti Mithra, salah satu tuhan matahari pra-Kristen, yang secara simbologis juga membunuh banteng.
Jesus adalah figur yang datang setelah era Aries, yaitu era Pisces atau dua ikan. Simbolitas ikan banyak ditemukan dalam Perjanjian Baru. Jesus memberi makan lima ribu orang dengan lima lembar roti dan “dua ikan” (Matt 14:17). Pada saat Jesus mulai mengajar di sekitar Galilea, dia menolon “dua” penangkap “ikan” yang menjadi pengikutnya.
Mungkin kita juga pernah melihat simbol Jesus berbentuk ikan di mobil-mobil. Sedikit yang mengetahui apa makna sebenarnya dari simbol tersebut. Itu adalah sebuah simbol perbintangan kaum Pagan, bagi Kerajaan Matahari selama era Pisces.
Selain itu, saat kelahiran Jesus juga menjadi awal berlangsungnya era yang sekarang ini. Dalam Luke 22:10, ketika Jesus ditanya oleh para muridnya, dimanakah paskah berikutnya akan berlangsung setelah ia pergi? Jesus menjawab sebagai berikut.
Behold, when ye are entered into the city, there shall a man meet you bearing a pitcher of water … follow him into the house where he entereth in. Apabila kamu masuk ke dalam kota, kamu akan bertemu seorang pria yang membawa kendi berisi air … ikutilah dia ke dalam rumah yang dimasukinya. Ayat tersebut hingga saat ini merupakan salah satu yang paling mengungkapkan keterkaitan ilmu perbintangan.
Orang yang membawa kendi berisi air adalah Aquarius, si pembawa kendi, yang digambarkan sebagai orang yang sedang menuangkan sebuah kendi berisi air. Dia mewakili era setelah Pisces. Ketika matahari (tuhan matahari) meninggalkan era Pisces (Jesus), maka ia akan memasuki rumah Aquarius. Ini karena Aquarius mengikuti Pisces dalam pergantian titik balik matahari. Yang dikatakan oleh Jesus adalah, setelah datang era Pisces, akan datang era Aquarius.
Selanjutnya, kita semua pasti pernah mendengar mengenai akhir waktu dan akhir dari dunia. Terlepas dari ilustrasi kartun yang terdapat dalam Buku Wahyu, sumber utama mengenai hari akhir datang dari Matius 28:20, dimana Jesus berkata : “Aku akan menyertai kamu hingga akhir dunia”.
Namun, dalam Alkitab versi Raja James, “dunia” merupakan terjemahan yang salah di antara banyak terjemahan salah yang lain. Kata sesungguhnya yang digunakan adalah “aeon” yang berarti “era”. “Aku akan menyertai kamu hingga akhir era”. Ini benar, sebagaimana personifikasi Jesus sebagai sang matahari era Pisces akan berakhir saat matahari memasuki era Aquarius.
Lebih dari itu, karakter Jesus, baik secara harafiah maupun hubungannya dengan astrologi, secara jelas merupakan tiruan dari tuhan bangsa Mesir, Horus. Sebagai contoh, dibuat sekitar 3.500 tahun yang lalu pada dinding-dinding Kuil Luxor di Mesir, terdapat gambar-gambar tentang proses pemberitahuan, mukjizat pengandungan, kelahiran, serta pemujaan atas Horus.
Gambaran dimulai dengan Thoth memberitahukan perawan Isis bahwa ia akan mengandung Horus, kemudian Neth, Sang Roh Kudus, menghamili perawan Isis, kemudian melalui perawan, serta pemujaannya. Ini sama persis dengan kisah dikandungnya bayi Jesus. Bahkan, banyaknya kemiripan agama orang Mesir Kuno dan Kristenitas sungguh sangat mengejutkan.
Selain itu, kisah Moses sebagai penerima wahyu Tuhan di atas gunung merupakan kisah yang sangat tua. Di India, Manou adalah penerima wahyu di atas gunung. Di Crete, Minos adalah penerima wahyu di Gunung Dikta. Sementara di Mesir, ada Mises yang menerima wahyu berupa sepuluh hukum pada plakat batu. Manou, Minos, Mises, Moses.
Mengenai sepuluh perintah tersebut, langsung diambil dari mantera ke-125 dalam Book of the Deathmilik orang Mesir kuno. Apa yang dalam buku kematian tersebut dikatakan, “Saya tidak mencuri” menjadi “Kamu tidak boleh mencuri”, “Saya tidak membunuh” menjadi “Kamu tidak boleh membunuh”, dan seterusnya.
Sepertinya, keyakinan orang Mesir kuno merupakan pondasi dasar bagi teoloi Jude-Kristian. Baptisme, alam baka, penghakiman terakhir, kelahiran dari perawan, kematian dan kebangkitan, penyaliban, tabut perjanjian, penyunatan, juru selamat, komuni suci, Paskah, Natal, Passover, dan masih banyak lagi yang merupakan ciri-ciri yang dimiliki keyakinan Mesir kuno, jauh sebelum keberadaan Judeo-Kristen.
Justin Martiyr (100-165 AD), salah satu sejarawan Kristen awal serta pembela agama Kristen, menulis :
“When we say that he, Jesus Christ, our teacher, was produced without sexual union, was crucified and died, and rose again, and ascended into heaven, we propound nothing different from what you believe regarding the son of Jupiter.”
Tampak jelas bahwa Justin serta tokoh-tokoh Kristen awal mengetahui betapa mirip agama Kristen dengan keyakinan kaum pagan. Bagaimanapun, Justin punya sebuah jawaban. Sejauh yang ia amati, setan-lah yang melakukannya. Setan telah datang mendahului Kristus sebagaimana telah diramalkan dan menciptakan karakter Kristus di dunia pagan.
Alkitab, tidak lebih dari sebentuk kiasan mengenai ilmuu perbintangan, sebagaimana hampir semua mitos agama yang telah ada sebelumnya. Bahkan, aspek pemindahan ciri-ciri karakter yang lama kepada karakter yang baru bisa ditemukan dalam Alkitab itu sendiri. Dalam Perjanjian Lama, terdapat kisah Joseph. Joseph merupakan prototip bagi karakter Jesus.
Joseph dikandung melalui mukjizat, Jesus dikandung melalui mukjizat. Joseph memiliki dua belas saudara, Jesus mempunyai dua belas murid. Joseph dijual seharga dua puluh keeping perak, Jesus dijual seharga tiga puluh keeping perak. Saudara bernama “Judah” yang menjual Joseph, murid bernama “Judas” yang menjual Jesus. Joseph memulai ajarannya di umur tiga puluh, Jesus memulai ajarannya di umur tiga puluh. Kesamaan-kesamaan itu terus berlanjut.
Selanjutnya, apakah ada bukti sejarah selain Alkitab mengenai seseorang bernama Jesus, anak Maria, yang berkeliling bersama dua belas pengikutnya, menyembuhkan banyak orang dan seterusnya? Ada banyak sejarawan yang tinggal di Mediterania dan sekitarnya, baik pada saat maupun beberapa saat setelah masa perkiraan berlangsungnya kehidupan Jesus : Aulus Perseus, Columella, Dio Chrysostom, Justus of Tiberius, Lucanus, Valerius Maximus, dan lain-lain.
Berapa banyak sejarawan yang mendokumentasikan sosok Jesus? Tidak satupun. Untuk lebih imbang, para pembela kisah Jesus mengajukan klaim sendiri. Setidaknya mereka mengajukan empat sejarawan, yaitu Pliny the younger, Suetonius, dan Tacitus.
Kontribusi mereka hanya terdiri dari beberapa potong kalimat dan hanya mengacu pada “Christ” atau “Chrestus” yang sesungguhnya bukanlah nama, melainkan gelar yang artinya “Yang diberkati”. Sumber keempat adalah Josephus, yang setelah ratusan tahun, telah terbukti sebagai pemberi sumber informasi palsu.
Kamu pasti berpikir bahwa seseorang yang bangkit dari kematian dan naik ke surga di hadapan banyak orang seharusnya masuk ke dalam catatan sejarah, bukan?
“The Christian religion is a parody on the worship of the sun, in which they put a man called Christ in the place of the sun, and pay him the adoration originally payed to the sun.” Thomas Paine (1737-1809).
“Religion can never reform mankind because religion is slavery.” Robert G. Ingersoll (1833-1899)
Tulisan ini bisa saja benar, bisa saja salah. Pertanyaannya sudahkah kita menanyakan kepada akal kita masing-masing? Benarkah agama kita sebagai ajaran yang menyelamatkan? Atau hanya sebuah alat kontrol sosial dan politik yang ditetapkan oleh penguasa dalam konsili-konsili yang menetapkan figur sebagai tuhan matahari dalam sekte gnostik? Apakah agama benar atau ia hanya kebohongan terbesar sepanjang sejarah?
Bersambung.
Comments
Post a Comment