Agama dan Simbol Astrologi

58773.jpg
pictures : www.catholicsun.org
Dimuat di : http://www.qureta.com/post/agama-dan-simbol-astrologi
Ini adalah matahari. Setidaknya sejak sepuluh ribu tahun sebelum masehi, sejarah dipenuhi dengan ukiran dan tulisan yang menggambarkan kekaguman dan pemujaan atas objek ini. Dalam hal ini mudah untuk dipahami mengingat matahari terbit setiap pagi, memberi penglihatan, kehangatan, dan rasa aman, menyelamatkan manusia dari dingin dan kebutaan akibat kegelapan malam.
Tanpa matahari, masyarakat kuno mengerti sumber makanan tidak akan tumbuh dan kehidupan di atas planet tidak akan bisa bertahan. Realitas tersebut menjadikan matahari sebagai objek yang paling dikagumi sepanjang masa.
Begitu pula pengetahuan mereka mengenai bintang-bintang. Penelusuran posisi bintang memungkinkan mereka bisa mengetahui dan mengantisipasi kejadian, yang hanya terjadi dalam rentang waktu yang lama, seperti terjadinya gerhana dan bulan purnama. Selanjutnya mereka mengelompokannya menjadi apa yang hari ini kita kenal sebagai rasi bintang.
Ini adalah cross of the zodiac “lingkaran salib zodiak”, salah satu konsep tertua dalam sejarah manusia. Ia merefleksikan matahari, sebagaimana ia seolah-olah bergerak melintasi dua belas rasi bintang besar, selama setahun. Ia juga merefleksikan dua belas bulan (masing-masing juring berisi zodiak), empat musim (masing-masing seperempat lingkaran yang terdiri dari tiga zodiak), serta titik balik pergerakan matahari atau equinox (kedua garis yang berpotongan atau the cross).
Istilah zodiak berhubungan dengan rasi bintang yang dibentuk yang dipersonifikasikan sebagai figur atau binatang. Dengan kata lain, masyarakat zaman dahulu tidak hanya mengikuti pergerakan matahari dan bintang, namun juga memberikan gambaran hidup, melalui mitos mengenai pergerakan dan hubungan mereka.
Matahari, sesuai kapasitasnya sebagai pemberi dan penyelamat kehidupan, dipersonifikasikan sebagai wakil dari pencipta yang tidak tampak atau Tuhan. Tuhan matahari, cahaya bagi dunia, juru selamat umat manusia. Karena itu matahari digambarkan berada di tengah-tengah dan menyampaikan sinarnya ke setiap penjuru cross of the zodiac.
Demikan halnya dengan kedua belas rasi bintang yang mewakili tempat-tempat yang dilewati oleh “Tuhan matahari” yang biasanya dinamai sehubungan dengan kejadian-kejadian alam yang berlangsung selama periode tersebut. Aquarius misalnya, sang pembawa kendi berisi air, yang membawa hujan pada musim semi.
Ini adalah Horus. Dia adalah “Tuhan matahari” dari bangsa Mesir, sekitar tiga ribu tahun sebelum masehi. Dia merupakan personifikasi matahari, dimana hidupnya merupakan rangkaian mitos alegoris mengenai pergerakan matahari di langit. Kita bisa mengetahui banyak hal mengenai juru selamat matahari ini dari tulisan-tulisan hieroglif kuno di Mesir.
Misalnya Horus, sebagaimana matahari atau cahaya, punya seorang musuh bernama Seth atau Seth-anh, personifikasi dari kegelapan, atau malam hari. Secara kiasan, setiap pagi Horus akan memenangkan pertempuran melawan Seth. Sebaliknya di malam hari, Seth menaklukan Horus dan mengirimnya ke dunia bawah tanah.
Penting untuk diketahui bahwa “kegelapan melawan cahaya” atau “kebaikan melawan kejahatan” merupakan salah satu mitos dualitas terbesar yang pernah ada, dan masih diekspresikan dalam berbagai bentuk hingga saat ini.
Secara umum, kisah Horus adalah sebagai berikut. Horus dilahirkan oleh seorang perawan bernama Isis-Meri. Kelahirannya ditandai dengan munculnya sebuah bintang di ufuk Timur, yang kemudian, digunakan oleh tiga orang raja untuk menemukan dan memberkati juru selamat yang baru lahir.
Pada umur dua belas tahun, Horus telah menjadi seorang guru yang hebat. Pada umur tiga puluh tahun, ia dibaptis oleh figur bernama Anup, dan sejak saat itu mulai menyebarkan ajarannya. Horus memiliki dua belas murid yang menyertai perjalanannya. Ia melakukan banyak mukjizat seperti menyembhkan orang sakit dan berjalan di astas air.
 Horus dikenal dengan banyak julukan seperti “Sang Kebenaran”, “Sang Cahaya”, “Anak Tuhan yang diberkati”, “Gembala yang baik”, “Anak Domba Tuhan”, dan masih banyak lagi. Setelah dikhianati oleh Taifun, Horus disalibkan, dikubur selama tiga hari, dan kemudian bangkit dari kematian.
Ciri-ciri dari Horus, terlepas dari benar atau tidaknya, tampaknya menyebar pada banyak kebudayaan di dunia karena banyak ditemukan dewa-dewa lain yang memiliki mitos yang hampir sama. Atys (1200 BC) dari Phrygia, lahir dari perawan Nana pada 25 Desember, disalibkan, ditempatkan dalam sebuah makam, dan setelah tiga hari, bangkit dari kematian.
Krishna (900 BC) dari India, lahir dari perawan Devaki dan kelahirannya ditandai dengan munculnya bintang di sebelah Timur. Dia melakukan banyak mukjizat dengan para muridnya, dan bangkit setelah kematiannya.
Dionysus (500 BC) dari Yunani, lahir dari seorang perawan pada 25 Desember, adalah seorang guru yang melakukan perjalanan keliling dan melakukan banyak mukjizat seperti mengubah air menjadi anggur. Dia dikenal sebagai “Raja segala raja”, “Anak Tuhan satu-satunya”, Alfa dan Omega, dan masih banyak lagi. Setelah kematiannya, dia dibangkitkan.
Mithra (1200 BC) dari Persia, lahir dari seorang perawan pada 25 Desember, ia punya dua belas murid dan melakukan banyak mukjizat. Setelah kematiannya, ia dikubur selama tiga hari lalu bangkit kembali. Ia juga dikenal sebagai “Sang Kebenaran”, “Sang Cahaya”, serta masih banyak lagi. Menariknya, hari yang disucikan untuk memuja Mithra adalah hari Minggu.
Budha Sakia of India, Salivahana of Bermuda, Zulis atau Zhule dan Osiris dari Mesir, Odin dari Skandinavia, Crite dari Chaldea, Zoroaster dari Persia, Baal dan Taut “The Only Begotten God” of  Phoenecia, Indra dari Tibet, Bali dari Afghanistan, Jao dari Nepal, Wittoba dari Bilingonese, Thammuz dari Syiria, Xamolzis dari Thrace, dan Zoar dari Bonzes.
Adad dari Assyria, Deva Tat dan Sammonocadam dari Siam, Aleides dari Thebes, Mikado dari Sintoos, Beddru dari Jepang, Hesus dan Bremrillah dari Druid, Thor dari Gauls, Cadmus dari Yunani, Hil dan Feta dari Mandaites, Gentaut dan Quexalcote dari Meksiko, Ischy dari Kepulauan Formosa, Fohi dan Tien dari China, Adonis putra perawan Io dari Yunani, Ixion dan Quirinus dari Roma, dan Prometheus dari Kaukasus.
Kenyataannya adalah, ada banyak juru selamat dari berbagai periode dan waktu yang berbeda dari seluruh penjuru dunia dengan cirri-ciri umum yang sama. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Mengapa lahir dari seorang perempuan pada tanggal 25 Desember? Mengapa mati selama tiga hari dan bangkit kembali? Mengapa memiliki dua belas murid?
Untuk menjawabnya, mari kita tengok juru selamat matahari yang terkini. Jesus Kristus lahir dari perawan Maria pada 25 Desember di Bethlehem. Kelahirannya ditandai dengan munculnya sebuah bintang di sebelah Timur yang kemudian diikuti oleh tiga raja (orang Majus) untuk menemukan dan memberkati juru selamat yang baru.
Dia telah menjadi guru sejak berumur dua belas tahun. Pada umur tiga puluh, dia dibaptis oleh John Pembaptis dan mulai menyebarkan ajarannya. Jesus memiliki dua belas murid yang menempuh perjalanan bersamanya. Ia melakukan banyak mukjizat seperti menghidupkan orang mati, berjalan di atas air, dan lain-lain.
Dia dikenal sebagai “Raja segala raja”, “Anak Tuhan”, “Cahaya Dunia”, Alfa dan Omega, “Anak Domba Tuhan”, dan banyak lainnya. Setelah dikhianati oleh muridnya yang bernama Judas dan dijual seharga tiga puluh keeping perak, dia disalibkan, ditempatkan dalam sebuah makam, bangkit setelah tiga hari, dan naik ke surga.
Pertama, saat kelahiran, sepenuhnya astrological. Bintang yang muncul di sebelah Timur adalah Sirius, bintang paling terang pada malam hari, yang pada 24 Desember, berada pada posisi sejajar dengan ketiga bintang paling terang pada gugusan sabuk Orion. Ketiga bintang terang tersebut, sejak dahulu dikenal sebagai Tiga Raja.
Tiga Raja dan bintang paling terang, Sirius, semua menunjuk pada tempat terbit matahari pada tanggal 25 Desember. Inilah alasan ketiga Raja mengikuti bintang di sebelah Timur untuk menemukan tempat lahirnya sang matahari.
Perawan (Virgin) Maria adalah rasi bintang Virgo, yang juga dikenal dengan nama Virgo The Virgin. Virgo adalah kata Latin yang berarti perawan. Virgo juga dapat diartikan sebagai lumbung roti (House of Bread). Lambang Virgo adalah perawan yang memegang sebatag gandum.
 Lumbung roti dan lambang gandum ini menyimbolkan bulan Agustus dan September, waktu untuk melakukan panen. Kata Bethlehem dalam Ibrani dapat diterjemahkan menjadi “lumbung roti”. Sementara versi saudara Semitiknya (Arab) lebih mengacu kepada lumbung daging. Beth atau baitberarti rumah dan lehem atau lahm berarti daging.
Ada fenomena menarik lain yang terjadi sekitar tanggal 25 Desember, atau saat titik balik matahari musim dingin. Dari titik balik matahari musim panas hingga titik balik matahari musim dingin, hari menjadi semakin pendek dan dingin. Dilihat dari belahan bumi Utara, matahari tampak bergerak menuju Selatan dan tampak semakin kecil.
Semakin memendeknya hari serta meranggasnya tumbuh-tumbuhan saat mendekati musim dingin disimbolkan sebagai proses kematian oleh masyarakat zaman dahulu, proses kematian matahari. Pada tanggal 22 Desember, kematian matahari dianggap telah sepenuhnya terjadi sebab matahari, setelah secara terus-menerus bergerak ke arah Selatan selama enam bulan, telah sampai pada titik terendah di cakrawala langit.
Di sini hal yang menarik terjadi, matahari bergerak ke arah Selatan setidaknya selama tiga hari. Selama tiga hari itu, matahari berada pada posisi sekitar gugusan bintang Crux atau “Salib Selatan”. Setelah itu, pada 25 Desember, matahari bergerak satu derajat, kali ini ke Utara, membawa hari yang lebih panjang, hangat, dan musim semi.
Oleh sebab itu dikatakan, matahari mengalami kematian pada salib, mati selama tiga hari, untuk kemudian bangkit atau terlahir kembali. Itulah mengapa Jesus dan banyak tuhan matahari yang lain berbagi kisah penyaliban, kematian selama tiga hari, serta konsep bangkit dari kematian. Ini merupakan periode transisi matahari, sebelum berbalik arah kembali menuju belahan bumi bagian utara membawa musim semi yang bermakna keselamatan.
Namun, masyarakat kuno tidak merayakan kebangkitan matahari itu, hingga saat titik balik matahari musim semi “spring equinox or easter” atau saat Paskah. Sebab saat itu, matahari dapat dikatakan telah berhasil mengalahkan kekuatan jahat kegelapan sebagaimana durasi siang hari menjadi lebih panjang dari malam serta munculnya pertanda musim semi.

Comments

  1. Terjemahan mentah dari video The SON of GOD is the SUN of GOD! channel Sun of Saturn https://m.youtube.com/watch?v=FbkQjIeJFec :)

    ReplyDelete
  2. https://m.youtube.com/watch?v=Jbnmf8CBPKE

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TIGA KATA SEMBOYAN DAN SEBUAH IRONI

Permodelan Matematis Teorema Kendali

Mewariskan Nilai, Merawat Harapan