Regulasi Kelaikan Sistem Pesawat Terbang

 29009.jpg
Tulisan ini dimuat di :  http://www.qureta.com/post/regulasi-kelaikan-sistem-pesawat-terbang

SAE ARP 4754A: Panduan Pengembangan Sistem Pesawat Sipil
Dokumen SAE ARP 4754A membicarakan pengembangan sistem-sistem pesawat dengan mengacu pada lingkungan dan fungsi operasi pesawat. Ini meliputi validasi persyaratan dan verifikasi penerapan desain untuk sertifikasi dan asuransi produk. Ini menyediakan panduan praktis bagi manufaktur untuk menyesuaikan dengan regulasi dan mengembangkan serta memenuhi standar internal dengan mempertimbangkan panduan tersebut.
Dokumen ini juga menangani siklus pengembangan pesawat beserta sistem-sistem pelengkap fungsinya. Namun, dokumen ini tidak mencakup detail yang spesifik seperti pengembangan perangkat lunak dan keras, proses penilaian keamanan, aktivitas-aktivitas pelayanan keselamatan, pengembangan struktur pesawat, maupun MMEL dan CDL. Metodologi peninjauan keselamatan diuraikan dalam SAE ARP4761, “Panduan dan Metode Peninjauan Keselamatan pada Sistem dan Peralatan Penerbangan Sipil”.
Persyaratan-Persyaratan Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa persyaratan dalam pengembangan pesawat terbang beserta sistem-sistemnya sebagai berikut.
  • Persyaratan Pasar
  • Performa operasi
  • Pendukung produk
  • Persyaratan Sertifikasi
  • Persyaratan Produksi
  • Persyaratan Program
Contoh persyaratan pasar sebagai berikut.
  • Konsep keluarga atau kelas pesawat (80, 100, atau 120 tempat duduk).
  • Teknologi alternatif agar DOC/trip 15% lebih rendah dari competitor.
  • Operasi yang fleksibel untuk semua tipe lalu penerbangan, seperti hub-spoke, point to point, dll.
  • Akomodasi penumpang seperti A320, seperti kemiringan kursi, lebar dan tinggi lorong penumpang, dll.
  • Dek yang fleksibel untuk pengembangan mendatang.
  • Kargo lebih banyak.
  • Performa terbang seperti rentang beban yang bisa dimuat, ketinggian terbang, dll.
Contoh persyaratan pendukung produk sebagai berikut.
  • Deferabilitas
  • Struktur: toleransi kerusakan.
  • Sistem: toleransi kesalahan dan redundansi.
  • Defisiensi panduan pengiriman atau MMEL.
  • Program Perawatan
  • Perawatan mekanikal yang general.
  • Persyaratan sertifikasi yang lebih besar untuk kewajiban yang lebih terbatas.
  • Interval pengecekan tipe A sampai 300 jam terbang.
  • Tidak ada item yang harus dibuang selama 24 jam pengiriman dapat dilakukan.
  • Simulator pelatihan perawatan.
  • Ongkos
  • DMC minimal.
  • Mengurangi persyaratan suku cadang.
  • Meminimalkan persediaan suku cadang yang harus ada di tempat.
  • Mengurangi persyaratan perkakas dan tes peralatan.
  • Menggunakan teknologi yang sudah terbukti.
FAR 25.1309: Peralatan, Sistem, dan Instalasi pada Pesawat Terbang
(a) Peralatan, sistem, dan instalasi pada pesawat harus berfungsi seperti persyaratan yang ditetapkan sehingga harus dipastikan agar didesain untuk bekerja dengan baik pada semua kondisi operasi yang dapat diperkirakan. Kondisi-kondisi tersebut dapat diklasifikasikan dan akan diuraikan pada bagian berikutnya.
(b) Sistem-sistem pesawat dan komponen-komponen yang berhubungan harus juga ditinjau secara terpisah maupun berhubungan dengan sistem lain agar terjadinya semua jenis kegagalan tidak sampai membuat pesawat mustahil untuk melanjutkan terbang atau mendarat dengan aman maupun membuat kemampuan pesawat maupun kru penerbangan tidak dapat mengatasi kondisi terbang yang terjadi.
(c) Informasi peringatan harus disediakan agar kru dapat mengetahui kondisi operasi yang tidak aman dan mengambil tindakan yng diperlukan untuk mengatasinya. Sistem, kontrol dan semua pengawasan serta peringatan harus didesain untuk meminimalkan kesalahan kru yang dapat menimbulkan bahaya tambahan.
(d) Penyesuaian dengan persyaratan pada paragraf (b) harus ditunjukkan dengan analisis, dan jika diperlukan, tes di tanah, tes saat terbang, maupun tes dengan simulator. Terdapat hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam analisis tersebut. Hal itu meliputi (1) mode kegagalan yang mungkin terjadi, termasuk malfungsi dan kerusakan akibat sumber luar dan (2) kemungkinan multi-kegagalan maupun kegagalan tak terdeteksi.
Selain itu, hal yang harus dipertimbangkan mencakup (3) efek yang timbul pada pesawat dan penumpang pada setiap tahapan terbang dan kondisi operasi, serta (4) tanda peringatan kru, tindakan perbaikan yang diperlukan, dan kapabilitas mendeteksi kesalahan-kesalahan.
(e) Setiap instalasi yang fungsinya menjadi syarat pada bagian ini dan memerlukan suplai daya merupakan bagian penting dari keseluruhan suplai daya. Artinya semua sumber daya dan sistemnya harus dapat menyuplai kombinasi operasi yang ada serta semua durasi yang mungkin berlangsung dengan catatan sistem suplai berfungsi normal saat beban daya tersebut terhubung ke sistem pesawat yang disuplai tersebut.
(f) Dalam penyesuaian dengan paragraf (a) dan (b) yang berhubungan sengan sistem elektrik serta desain dan instalasi peralatan, kondisi-kondisi lingkungan yang ekstrem harus diperhitungkan. Untuk pembuatan, penyaluran, dan penggunaan peralatan yang dipersyaratkan atau digunakan dalam penyesuaian tersebut, kemampuan untuk melangsungkan fungsi yang aman pada semua kondisi yang dapat diperkirakan dapat ditunjukkan dengan tes lingkungan, analisis desain, atau komparasi referensi.
AC 25. 1309: Konsep Keselamatan Kegagalan-Desain
Standar kelaikan bagian 25 didasarkan pada tujuan, prinsip, dan teknis dari konsep keselamatan kegagalan desain yang memperhitungkan efek kegagalan-kegagalan beserta semua kombinasinya dalam menentukan definisi desain yang aman. Terdapat beberapa objektif dasar yang berkaitan dengan kegagalan sebagai berikut.
(1) Pada setiap sistem dan subsistem, kegagalan dari setiap elemen komponen atau hubungan satu sama lain pada suatu penerbangan harus diasumsikan sekecil apapun kemungkinan terjadinya. Suatu kegagalan tunggal tidak boleh menghalangi pesawat melanjutkan penerbangan atau mendarat dengan aman. Hal itu juga tidak boleh membuat kru dan pesawat tidak mampu menanggulangi kondisi yang ada.
(2) Kegagalan-kegagalan susulan pada penerbangan yang sama, baik terdeteksi maupun tidak, juga kombinasi yang ada, harus diasumsikan terjadi kecuali probabilitas terjadingan dengan kegagalan pertama terlihat hampir tidak mungkin.
Konsep kegagalan desain menggunakan prinsip-prinsip dan teknis-teknis berikut dalam memastikan keamanan desain. Kegunaan dari hanya satu dari prinsip-prinsip dan teknis-teknis tersebut jarang memenuhi persyaratan. Kombinasi dua atau lebih biasanya diperlukan untuk membuat desain yang aman dalam kegagalan untuk memastikan kondisi kegagalan mayor dan katastropik masing-masing mustahil dan sangat mustahil terjadi.
(1) Integritas dan kualitas desain harus memastikan fungsi-fungsinya terpenuhi dan mencegah kegagalan, termasuk batas umur komponen. (2) Redundansi atau sistem cadangan harus tetap berfungsi setelah terjadinya kegagalan dalam jumlah tertentu, misalnya dengan dua atau lebih mesin, sistem hidrolik, sistem kontrol penerbangan, dll. (3) Isolasi sistem, komponen, dan elemen harus dapat dilakukan agar kerusakan satu tidak merembet ke yang lain.
(4) Keterpercayaan yang dibuktikan sehingga semua multi-kegagalan yang independen tidak terjadi pada penerbangan yang sama. (5) Indikasi dan peringatan kegagalan harus memberikan deteksi. (6) Prosedur kru penerbangan untuk penggunaan pasca deteksi kegagalan harus memungkinkan melanjutkan penerbangan atau pendaratan yang aman dengan spesifikasi tindakan penanggulangan kru. (7) Keterperiksaan, yaitu kemampuan untuk memeriksa kondisi komponen.
(8) Batas efek kegagalan yang didesain, termasuk kemampuan untuk meneruskan kerusakan sampai batas efek kegagalan atau impact. (9) Jalur kegagalan yang didesain untuk mengontrol dan mengarahkan efek kegagalan pada jalur batas keamanan impact. (10) Marjin atau faktor keamanan yang memungkinkan antisipasi kondisi merugikan yang belum didefinisikan atau diperkirakan. (11) Toleransi kesalahan, mempertimbangkan efek merugikan selama desain, tes, manufaktur, operasi, dan perawatan pesawat.
Definisi-Definisi dalam Pelaksanaan Regulasi
Certification Check Requirement (CCR) : stau daftar pengecekan yang dilakukan oleh kru penerbangan atau kru darat (bandara, ATC, dll) yang digunakan untk menyesuaikan dengan bagian 25. 1309 (b) dan (d) (2) untuk mendeteksi kehadiran, atau paling tidak membatasi waktu kejadian, dari kegagalan tak terdeteksi yang signifikan, atau bahkan terdeteksi dengan status aman dalam analisis, tetapi kemudian terjadi tiba-tiba yang dapat menghasilkan kondisi kegagalan yang berbahaya.
Pengecekan merupakan suatu eksaminasi, inspeksi, atau uji coba untuk menentukan integritas fisikal atau kemampuan fungsional suatu item. Sementara kumpulan banyak item atau sistem dinyatakan kompleks jika memerlukan metode-metode analisis yang terstruktur untuk dapat dilakukan pengujian keamanan tersebut.
Kemampuan untuk tetap terbang dan mendarat dengan aman merupakan kemampuan untuk tetap dapat mengendalikan pesawat dan mendarat pada lapangan yang cocok, kemungkinan dengan penggunaan presedur-prosedur darurat, tapi tanpa memerlukan kemampuan atau kekuatan yang luar biasa dari seorang pilot. Beberapa kerusakan pesawat dapat diasosiasikan dengan kondisi kegagalan selama terbang atau pendaratan tersebut.
Kondisi kegagalan dapat dikelompokkan berdasarkan dampaknya terhadap pesawat maupun penumpang, baik langsung atau tidak, yang disebabkan oleh satu atau lebih kegagalan, dengan mempertimbangkan kondisi operasional atau lingkungan yang merugikan dan masih relevan. Kondisi-kondisi kegagalan tersebut sebagai berikut.
(1) Minor, kondisi kegagalan yang tidak mengurangi keaman pesawat atau kemampuan penanggulangan kru secara signifikan. Contohnya seperti pengurangan marjin keamanan atau kemampuan fungsional yang kecil, sedikit penambahan beban kerja kru, atau perubahan hal-hal yang rutin dari rencana terbang yang tidak menimbulkan pengaruh serius pada penumpang.
(2) Kondisi kegagalan mayor merupakan konsidi kegagalan yang dapat mereduksi kemampuan pesawat dan kru unruk menanggulangai kondisi operasi yang merugikan untuk memperpanjang waktu operasi. Contohnya seperti pengurangan marjin keamanan, penambahan beban kerja kru, atau munculnya ketidaknyamanan penumpang yang signifikan dan dalam keadaan buruk memiliki penyimpangan terhadap normal dengan cukup besar sehingga kru kesulitan menangani.
 (3) Kondisi kegagalan katastropik merupakan kondisi kegagalan yang membuat pesawat tidak dapat melanjutkan terbang dan mendarat dengan aman serta dapat mengakibatkan kematian atau kehilangan unit pesawat. Untuk lebih sedernana, semua kondisi dijelaskan pada grafik berikut.

Comments

Popular posts from this blog

TIGA KATA SEMBOYAN DAN SEBUAH IRONI

Permodelan Matematis Teorema Kendali

Mewariskan Nilai, Merawat Harapan