Sedikit Sumbangan untuk Memperbaiki MIAI

 

Tulisan Soekiman Wirjosandjojo di Islam Bergarak, Yogyakarta, 5 September 1940

Dari beberapa pihak sudah diperdengarkan suara untuk memperbaiki organisasi MIAI. Ini membuktikan perhatian yang cukup terhadap nasib badan persatuan Islam kita.[1]

Maksud yang pertama dengan mengadakan badan persatuan di kalangan Islam ialah mengikhtiarkan supaya kedudukan (posisi) Islam di Indonesia sedemikian hingga boleh disebut sepadan dengan pentingnya agama dan besarnya jumlah umat Islam di sini.[2]

Ini haruslah senantiasa diingat. Untuk mencapai maksud itu mesti diadakan korban dari segenap organisasi Islam.[3]

Kalau orang masuk perkumpulan, itu mesti tunduk pada peraturannya perkumpulan itu. Ia sedikitnya tidak boleh berbuat semau-maunya sendiri di lapangan yang menjadi domain, tempat bekerjanya perkumpulan tadi. Jadi, ia mesti korbankan sebagian dari kemerdekaannya. Lain daripada itu, ada lagi hal yang penting. Suatu organisasi baru boleh disebut baik, kalau anggota-anggotanya setia menjalankan segala keputusan, yang telah ditetapkannya bersama-sama.[4]

Disiplin dalam menetapi segala aturan dari perkumpulan adalah ketentuan pertama bagi anggota-anggotanya. Kewajiban ini mengenai pula anggota-anggota organisasi yang mengadakan federasi. Ini semua sesungguhnya sudah umum menjadi adat. Kembali kepada MIAI. Menurut keyakinan kami, tiada barang biasa artinya yang tiada mengenai asas atau tujuan yang kita tidak mau korbankan untuk mencapai maksud yang luhur tadi, sebab tiada seorang Islam yang tidak 100% bercita-cita sebagai di atas.[5]

Syahdan untuk mencapai maksud tadi hanyalah ada jalan satu bagi kita sekarang yaitu melalui MIAI. Janganlah kita berlagak-lagak menerangkan bahwa organisasinya sendiri-sendiri, cukuplah untuk pekerjaan yang amat berat. Pendirian demikian berbau “chauvinisme” perkumpulan yang tidak pada tempatnya. Hanyalah dengan kekuatan persatuan kita dapat mengejar angan-angan itu.[6]

MIAI adalah perikatan federasi perkumpulan-perkumpulan yang berasas satu, bertujuan satu, berkeyakinan sama, semua sama. Adakah syarat yang lebih mudah daripada ini untuk menyatukan tenaga? Kita rasa tidak ada, asal saja ada keikhlasan. Menurut hemat kami tinggal satu perubahan kecil saja, yang mesti diikhtiarkan, yaitu di lapangan pimpinan.[7]

Sekretariat MIAI lebih baiklah dijadikan suatu bureau, yang kekuasaannya terbatas di lingkungan uitvoering menjalankan keputusan. Dia hendaklah menjadi pegawai semata-mata. Boleh pimpinan bureau itu memajukan usul atau mengambil inisiatif lain, tapi semuanya itu tinggal usul dan tidak boleh dijalankan selama belum mendapat pengesahan.[8]

Adapun pengemudi daripada MIAI ialah terdiri daripada satu Raad yang berkuasa. Badan inilah yang penting sekali yang mesti diberi kemerdekaan bekerja menjalankan kekuasaan, yang cukup luas, untuk dapat melakukan kewajibannya, yaitu memimpin.[9]

Untuk memudahkan jalannya mesin organisasi MIAI, janganlah Raad tadi dibanyakkan anggotanya. Memadailah 3 orang atau paling banyak 5 orang sudah cukup. Ia mesti di susun oleh wakil perkumpulan-perkumpulan yang besar.[10]

MIAI sendiri hendaklah diberikan lapangan pekerjaan (arbeids terrein) yang luas, janganlah diikat dan dibatasi hak-haknya.[11]

Semua ini mudah disusun dan dirupakan aturan-aturan. Sekianlah timbangan kita.[12]

 



[1] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot, (Malang: YP2LPM, 1984), hal. 61

[2] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot ..., hal.61

[3] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot ..., hal.61

[4] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot ..., hal.61

[5] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot ..., hal.61

[6] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot ..., hal.62

[7] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot ..., hal.62

[8] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot ..., hal.62

[9] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot ..., hal.62

[10] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot ..., hal.62

[11] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot ..., hal.62

[12] Soekiman Wirjosandjojo, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriot ..., hal.62

Comments

Popular posts from this blog

TIGA KATA SEMBOYAN DAN SEBUAH IRONI

Permodelan Matematis Teorema Kendali

Mewariskan Nilai, Merawat Harapan