Tiga Mimpi Aneh: Apakah Berarti?

Tiga Mimpi Aneh: Apakah Berarti?

Biasanya, mimpi-mimpi yang menimbulkan kesan kuat dan saya ingat sampai lama setelah bangun tidur adalah mimpi-mimpi yang di kemudian hari terjadi di kehidupan nyata dan menimbulkan efek dejavu. Namun, mimpi-mimpi yang kemudian terjadi itu umumnya dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti bertemu orang di stasiun, suasana rapat yang saya ikuti, suasana pembagian tugas perancangan, dan sebagainya, yang tidak mengandung elemen makna yang tidak jelas, langsung, atau gamblang. Semua itu langsung dapat diartikan secara harfiah dan dialami kemudian secara dejavu dalam kehidupan yang biasa. Namun, ada tiga mimpi aneh yang saya mimpikan sewaktu kuliah dulu, khususnya antara 2016-2018, yang menimbulkan kesan kuat dan sampai sekarang masih teringat, yang mengandung elemen makna yang seakan-akan metaforis atau simbolis. Dua dari tiga mimpi itu masing-masing saya mimpikan dua kali pada waktu tidur yang berlainan, sementara satu yang lain saya mimpikan sekali.

Mimpi-mimpi Biasa yang Dejavu

Sebagai perbandingan, saya akan mencontohkan salah satu mimpi yang “bermakna biasa” yang kemudian terjadi di kehidupan sehari-hari dan menimbulkan efek dejavu. Sekitar tahun 2016-2017, saya pernah bermimpi duduk-duduk di sebuah bangku yang panjang, di tengah suatu tempat yang ramai atau banyak orang di sekitarnya. Di dalam mimpi itu, saya lalu melihat ada seseorang datang dan kemudian berkata, “Lho, kok ada di sini?”. Lalu di mimpi itu saya menjawab, “Iya, lagi lomba, kak. Saya duluan, ya!” Mimpi itu berakhir di situ. Beberapa lama setelah mimpi itu, kejadian seperti itu benar saya alami di kehidupan nyata, setelah saya pulang dari sebuah lomba di Universitas Brawijaya, tepatnya saat saya menunggu kereta kembali ke Bandung dari sebuah stasiun di Malang. Orang yang bertemu saya itu ternyata senior saya di kampus, Ikhsan, mahasiswa jurusan Mesin 2013, yang dulu juga aktif di IMAM FTMD. Saya bersama dua orang teman jurusan saya ketika mengikuti lomba itu, Azizul Hanif dan Zein. Kereta yang sedang datang sudah benar-benar berhenti tepat ketika saya sedang berbicara dengan senior saya itu, sehingga saya langsung pamit dan masuk kereta.

Mimpi Aneh Pertama: Zikir Bersama dan Orang Berkuda

Setelah itu, saya akan beranjak menceritakan tiga mimpi aneh tadi. Seingat saya, di antara ketiganya, yang saya mimpikan pertama kali adalah tentang zikir bersama dan orang berkuda. Mimpi ini saya mimpikan dua kali dalam dua waktu tidur tidak berjauhan. Di kedua mimpi ini, saya seperti sedang hadir di tengah suatu jamaah zikir bersama dalam suatu ruangan yang memiliki tempat duduk yang berundak, seperti kursi teater atau bioskop, yang makin tinggi dari depan ke belakang, sementara ada suatu porsi tempat orang-orang duduk lesehan di depan. Di mimpi yang pertama, saya duduk di posisi relatif belakang, sementara di mimpi yang kedua, duduk di area lesehan di sebelah kanan (dilihat dari arah kursi peserta).

Di depan ruangan itu, berhadapan dengan area duduk peserta, terdapat semacam panggung kecil tempat orang-orang yang seakan-akan bertindak sebagai pemandu acara duduk berhadapan dengan peserta sambil memegang mikrofon. Semua peserta dan pemandu tampak menggunakan pakaian serba putih. Dalam mimpi itu, terasa bahwa zikir yang dilakukan di acara itu seperti dilagukan atau dibawakan dengan suatu nada tertentu, yang menjelang akhir nadanya sedikit meninggi lalu berhenti secara cepat. Selama zikir dalam mimpi itu, yaitu yang kedua, saya seperti tidak hafal apa yang mesti dibacakan, sehingga beberapa kali menoleh ke kiri-kanan, sampai salah seorang hadirin di dekat saya memberikan saya sebuah buku yang lalu saya baca selama acara. Kesan itu hanya terjadi di mimpi kedua, di mana saya duduk lesehan di sebelah kanan area lesehan.

Kedua mimpi itu sama-sama diakhiri dengan nada zikir yang meninggi lalu tiba-tiba berhenti secara cepat. Setelah zikir itu berhenti, si pemandu yang duduk di panggung menghadap peserta lalu berdiri dan seperti menyampaikan kata-kata, yang tidak jelas saya terima. Lalu, anehnya, di kedua mimpi itu, dari sebelah kanan panggung (dilihat dari perspektif peserta, yaitu sebelah kiri panggung dari perspektif pemandu), ada seseorang menunggangi kuda dan bergerak setengah lingkaran dari posisi awalnya menyusuri lintasan antara panggung dan peserta sampai ke ujung lain panggung, sebelum kembali ke tempat asal ia keluar tadi. Orang naik kuda itu sama-sama muncul di kedua mimpi itu, tapi hanya pada mimpi yang kedualah ia sempat berhenti sebentar, sebelum kembali ke tempat asal keluarnya, dan menghadap ke arah peserta, membelakangi panggung. Saat ia berhenti itu, tampak bahwa kuda yang ia naiki berwarna cokelat gelap hampir hitam, sementara orang itu berkulit cokelat yang lebih cerah dari warna kulit kudanya, sambil ia memakai baju serba putih, serban putih, dan memegang sesuatu seperti tongkat atau tombak. Setelah orang naik kuda itu kembali lagi ke sebelah kanan panggung, ke tempat asal keluarnya, kedua mimpi itu berhenti.

Mimpi Aneh Kedua: Menangkap Monyet yang Melayang ke Atap Rumah

Mimpi ini saya mimpikan sekali, sekitar satu-dua tahun terakhir masa kuliah. Dalam mimpi itu, saya sedang duduk-duduk di kamar saya di rumah saya di Bojonegoro, menghadap ke arah selatan. Lewat jendela, saya melihat ada sesuatu yang melayang dari arah selatan dan hinggap ke atap rumah, lalu seakan-akan melompat-lompat di atas atap. Saya lalu mengambil gantar atau galah untuk mengetuk-ngetuk atap rumah dan sesuatu tadi itu seakan-akan jatuh. Saya lalu memungutnya dan memondongnya di depan saya, dengan tangan kiri saya menyangga bagian bawahnya sementara tangan kanan saya memegangi bagian depannya. Sesuatu itu seakan-akan tampak bagi saya seperti seekor monyet yang berwarna kecokelatan, meringkuk dalam pondongan saya.

Dalam mimpi itu, saya lalu membawa monyet itu ke kamar tengah, kamar di belakang kamar saya, yang waktu itu biasanya digunakan untuk menyimpan bahan-bahan makanan, seperti minyak goreng, gula, kepala, beras, dan sebagainya hasil dari saling bertukar pemberian atau berkat hajatan yang umum ada di masyarakat desa. Di kamar tengah itu, ayah dan ibu saya sedang duduk di atas dipan sambil seakan-akan mengaduk sesuatu di dalam bakul nasi berukuran besar di antara keduanya duduk. Saya lalu menyerahkan sesuatu yang saya pondong itu, yang tampak seakan-akan seperti monyet yang tadinya melompat-lompat di atas atap rumah, kepada mereka.

Mimpi Aneh Ketiga: Mengunjungi Rumah dr. Aziz Azhari

Mimpi ini saya mimpikan dua kali dalam dua waktu tidur yang terpisah cukup jauh. Saya tidak ingat berapa lama jarak di antara keduanya. Kalau tidak salah, mimpi yang kedua saya mimpikan di bulan Ramadan terakhir sebelum lulus kuliah. Dalam kedua mimpi ini, saya seperti bertamu ke rumah seseorang. Di mimpi pertama, saya berkunjung ke sana bersama seseorang yang lain, berboncengan menaiki sepeda motor. Suasana saat itu seakan-akan sedang malam dan hujan. Seingat saya, di mimpi pertama ini, rumah yang saya kunjungi itu terletak di kiri jalan. Sesampainya di sana, saya menanyakan apakah orang yang saya cari itu ada atau tidak, yang lalu dijawab bahwa ia sedang keluar. Namun, karena sedang hujan, saya dan rekan saya itu lalu menunggu di dalam rumah itu, lalu mimpi itu berakhir.

Di mimpi kedua, saya kembali bertamu ke rumah itu, tetapi kali ini seperti rumah itu terletak di kanan jalan, seakan-akan saya mengambil jalur dan arah berangkat yang berbeda dari mimpi pertama. Di mimpi kedua ini, saya berangkat ke sana menaiki mobil bersama rombongan orang yang lebih banyak. Sewaktu turun dari mobil, saya seakan-akan berdiri lebih tinggi dari mobil itu, sehingga mobil itu tampak seperti sebuah sedan. Berbeda dengan mimpi pertama di mana saya tidak bertemu orang yang saya cari, di mimpi kedua ini, ia ada di rumah. Anehnya lagi, suasana waktu itu seakan-akan seperti siang hari Lebaran, di mana banyak tamu berkunjung dan mengobrol.

Di luar rumah itu, seperti ada pagar yang disusun dari batu bata atau semacam tembok pendek yang dilapisi keramik bermotif batu bata berwarna kemerahan. Pagar rumahnya bukan tipe pagar logam. Dan di pagar itulah terdapat papan yang memuat nama dari si empunya rumah, dr. Aziz Azhari. Yang aneh dari mimpi ini adalah, saya tidak memiliki teman atau kenalan yang bernama Aziz Azhari, apalagi yang menjadi dokter. Dokter yang selama ini pernah saya temui atau menjadi langganan saya atau keluarga seingat saya juga tidak ada yang bernama Aziz Azhari. Siapakah Aziz Azhari ini dan untuk apa saya bertamu ke rumahnya?

Demikianlah tiga mimpi aneh itu. Saya belum menemukan penjelasannya sampai saat ini, juga belum ada kejadian dunia nyata yang terkait dengan ketiganya, seperti mimpi-mimpi yang biasa menyebabkan dejavu di kesempatan lainnya. Apakah ketiga mimpi aneh itu memiliki suatu makna atau bunga tidur saja? Wa-Llāhu aʿlam.

Comments

Popular posts from this blog

TIGA KATA SEMBOYAN DAN SEBUAH IRONI

Permodelan Matematis Teorema Kendali

Mewariskan Nilai, Merawat Harapan