Profil Misi T-50


Pesawat T-50 awalnya dikembangkan sebagai pesawat latih (trainer) supersonik untuk mengakomodasi kebutuhan melatih pilot dalam mengoperasikan pesawat tempur generasi mutakhir yang cenderung berada di zona supersonik. Pada perkembangannya, pesawat ini ditingkatkan menjadi pesawat tempur ringan yang mampu melakukan peran combat, aerobatic, dan multirole fighter.
Untuk itu, pesawat ini dirancang untuk bisa memenuhi beberapa skema misi, terdiri dari skema umum untuk pesawat latih, skema latih manuver tempur, skema pendukung udara ke darat (close air support), skema interdiksi, dan skema anti kapal. Persenjataan dan perlengkapan yang dibawa harus disesuaikan dengan skema misi yang dijalankan. Skema-skema misi tersebut diuraikan sebagai berikut.
1.      Skema Latih Umum
messageImage_1522570757314.jpg
Skema ini dimaksudkan untuk melatih pilot mengemudikan dan bermanuver menggunakan pesawat dengan kondisi biasa (clean). Skema ini diawali dengan taxi out, lepas landas, lalu climb, kemudian cruise menuju suatu lokasi designated area, bermanuver, kemudian berbalik dan cruise ke lokasi base, descend, empat kali landing / go-arround switch, landing, hingga taxi in.



2.      Skema Latih Manuver Tempur (Combat Maneuver Training)
messageImage_1522570781676.jpg
Skema CMT dimaksudkan untuk melatih pilot bermanuver menggunakan pesawat dengan kondisi manuver tempur (air-to-air combat). Skema ini diawali dengan taxi out, lepas landas, lalu climb, kemudian cruise menuju suatu lokasi designated area, bermanuver dengan kondisi tempur seperti mengejar musuh dan sejenisnya, kemudian berbalik, cruise ke lokasi base, descend, landing, hingga taxi in.
Perangkat yang dibawa pada skema ini adalah Autonoimus Air Combat Maneuvering Instrumentation (AACMI) dan Short Range Air-to-Air Missile (SRAAM)
3.      Skema Pendukung Udara ke Darat (Close Air Support)
messageImage_1522570834299.jpg
Skema CAS dimaksudkan untuk menyediakan peran dukungan terhadap pasukan darat pihak pesawat dengan melakukan penyerangan ke darat (air-to-ground combat) pada pasukan musuh. Skema ini mengharuskan pesawat berada dalam koordinasi dengan pasukan darat secara langsung dan sedekat mungkin dengan pasukan darat tersebut.
Skema ini diawali dengan taxi out, lepas landas, lalu climb, kemudian cruise menuju suatu lokasi designated area, bermanuver hingga descend ke lokasi target di darat, terus berada sedekat mungkin dengan pasukan kawan, menyerang, kemudian kembali berbalik, climb, cruise ke lokasi base, descend, landing, hingga taxi in.
Perlengkapan yang dibawa pada misi ini adalah SRAAM, AACMI, bom ke darat, gun pod, dan tanki bahan bakan eksternal.
4.      Skema Interdiksi (Deep Air Support)
messageImage_1522570853798.jpg
Skema interdiksi atau DAS merupakan skema serangan pencegahan terhadap target musuh yang tidak secara langsung menjadi ancaman dengan tujuan untuk menunda, mengganggu, atau menghindarkan pendekatan musuh di kemudian waktu terhadap pasukan pihak pesawat.
Interdiksi seringkali dibedakan antara interdiksi taktis dan strategis. Interdiksi taktis bertujuan untuk memberikan dampak cepat dan lokal seperti melalui penghancuran langsung pasukan atau rute suplai musuh di area tempur. Sementara interdiksi trategis lebih luas dan berjangka panjang dengan serangan ke area yang tidak langsung berhubungan dengan pertempuran seperti infrastruktur, logistik, atau aset pendukung.
Berbeda dengan CAS, dalam skema DAS, pesawat tidak secara langsung berada dalam koordinasi dengan pasukan darat dan tidak harus selalu berada di dekatnya. Pesawat dalam skema DAS lebih cenderung sebagai pesawat dalam zona pertempuran udara aktif (hi-hi-hi) yang ditari lebih jauh keluar zona ke region darat. Peran penyerangan pesawat ke darat dalam skema DAS lebih didasarkan faktor strategi daripada pendukung pasukan darat.
Skema ini diawali dengan taxi out, lepas landas, lalu climb, kemudian cruise menuju suatu lokasi designated area, bermanuver hingga descend ke lokasi target, menyerang, kemudian kembali berbalik, climb, cruise ke lokasi base, descend, landing, hingga taxi in.
Perlengkapan yang dibawa pada misi ini adalah SRAAM, LGB (Laser Guided Bomb), surveillance airborne system, targeting pod, dan tanki bahan bakan eksternal.
5.      Skema Anti Kapal
messageImage_1522570873027.jpg
Skema ini dimaksudkan untuk memanfaatkan pesawat dalam pertempuran laut untuk menyerang kapal musuh. Skema ini diawali dengan taxi out, lepas landas, lalu climb, kemudian cruise menuju suatu lokasi designated area, bermanuver hingga descend ke lokasi kapal target, menyerang, kemudian kembali berbalik, climb, cruise ke lokasi base, descend, landing, hingga taxi in.

Perlengkapan yang dibawa pada misi ini adalah SRAAM, misil anti kapal, dan tanki bahan bakan eksternal.

Comments

Popular posts from this blog

TIGA KATA SEMBOYAN DAN SEBUAH IRONI

Permodelan Matematis Teorema Kendali

Mewariskan Nilai, Merawat Harapan