Matematika Sejarah dan Gelombang Peradaban Menurut Alexandre Deulofeu Bagian I: Pengantar, Ringkasan, dan Prediksi Deulofeu
1.
Pengantar
Alexandre Deulofeu, seorang filsuf sejarah asal Catalonia dalam
bukunya “La Matemática de la Historia” (Matematika Sejarah), menyatakan
bahwa skala terbesar dari sejarah adalah suatu peradaban. Sedangkan imperium
adalah unit yang lebih kecil yang dicakup oleh suatu peradaban. Menurutnya,
setiap peradaban dapat memenuhi siklus minimal tiga kali 1.700 tahun. Sedangkan
di dalam peradaban itu, suatu imperium memiliki rentang medium 550 tahun. Dia
juga menyatakan bahwa, dengan mengetahui natur siklus-siklus tersebut, perang
yang tidak diinginkan dapat dihindari, sehingga transisi siklus antar dan intra
peradaban dapat terjadi secara damai. Dia juga memastikan bahwa, dengan
mengetahui siklus-siklus tersebut, manusia memiliki kemampuan untuk melakukan
intervensi terhadap jalannya sejarah.
Deulofeu biasa menulis dalam bahasa Catalan, dan hanya sedikit
bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa Spanyol. Di masa kini, hampir mustahil
untuk menemukan karya-karyanya di toko buku mana pun. Tulisan-tulisannya banyak
dilupakan bahkan di negaranya sendiri. Terdapat sejumlah penjelasan atas hal
ini. Di satu sisi, dia adalah seorang non-ortodoks yang selalu bertindak di
luar lingkaran-lingkaran kesarjanaan. Di sisi lain, proposisinya dianggap
membuat stres dan sulit diterima, karena terlihat membatasi kebebasan manusia.
Pada masanya, tidak ada penerbit yang mau menerbitkan bukunya, sehingga
mengharuskannya untuk membuat penerbitannya sendiri agar bisa menerbitkan
bukunya.
Pada tulisan ini, kita akan mencoba untuk menunjukkan bahwa teori
Deulofeu berlandaskan prinsip-prinsip dan fondasi yang empiris. Dengan begitu,
ia dapat diterapkan secara luas dalam kerangka kerja sains masa kini. Tentunya,
hal ini tidak berarti bahwa pemikirannya itu bebas kritik, perubahan, dan
pembaruan. Bagian pertama tulisan ini ditujukan untuk menyajikan ringkasan
Matematika Sejarah. Selain itu, juga akan diuraikan tentang prediksi yang
dibuat oleh Deulofeu tentang masa depan masyarakat masa kini. Harus dicatat
bahwa prediksi itu dibuat pada tahun 50-an dan 60-an, sehingga membuatnya
secara khusus bermanfaat.
Pada bagian dua, kita akan coba menyelami sejumlah hal terkait
Matematika Sejarah dari sudut pandang kita sendiri. Tujuan utamanya ialah untuk
menunjukkan seberapa bergunanya pendekatan tersebut. Setelah pengantar untuk
membangun kerangka kerja yang mesti kita gunakan dalam diskusi kita, kita akan
mencoba menunjukkan sejumlah gagasan yang dapat menolong dilakukannya
perbandingan antara masyarakat-masyarakat yang berbeda dalam masa kita.
Perbedaan antar-teknologi yang digunakan di setiap periode waktu
sering menyulitkan untuk mengorelasikan masyarakat-masyarakat. Di sini, kita
perlu memberikan proposisi untuk mengatasi kesulitan ini. Setelah itu,
berdasarkan konsep yang diajukan di bagian sebelumnya, kita akan menuliskan
ulang secara ringkas proses sosial yang dijelaskan oleh Deulofeu menggunakan
konsep tersebut. Selanjutnya, kita akan mendebat momen saat siklus-siklus
sejarah dimulai. Lalu, kita akan menganalisis kritik yang dibuat terhadap teori
siklus tersebut guna mencoba menunjukkan bahwa kritik itu tidak berlaku untuk
kasus Matematika Sejarah.
Hal penting lain adalah mengetengahkan evolusi siklus dengan
progres material. Kita akan mendebat bahwa mereka adalah proses yang
independen. Kita akan menggunakan ide sistem kompleks untuk melandasi hal ini.
Lalu, kita akan menguji ulang sejumlah pengarang yang telah mendekati subjek
evolusi masyarakat dan melihat sejauh mana mereka dapat dipersatukan dengan
teori Deulofeu untuk melengkapi atau memperbaikinya. Kita juga akan menanyai
diri kita sendiri, apakah mungkin untuk membuat simulasi historis suatu saat
nanti. Akhirnya, kita akan mengurus sejumlah hal yang tetap terbuka dalam teori
Deulofeu. Yang paling penting akan membawa kita kembali ke awal: akankah
manusia dapat menghindari hukum-hukum yang tampak mendominasi masa depan
mereka?
Deulofeu mengerjakan bagian besar teorinya pada tahun 40-an abad
ke-20 dan tidak pernah menunjukkan minat untuk menemukan asal mula prinsip ini.
Baginya, setelah penemuannya, teori itu begitu tidak terbantahkan sehingga dia
dengan naifnya berpikir bahwa penemuannya akan diakui. Di tahun-tahun yang
sama, sains sedang membangun landasan untuk pembaruan mendalam biologi,
sibernetika, dinamika sistem, dan sebagainya, yang kelak membuka pintu ke teori
tentang kemunculan dan kompleksitas sistem-sistem. Ini memungkinkan kita hari
ini untuk mencoba dan menemukan dasar teori Deulofeu dalam bidang sains baru
ini.
2.
Ringkasan Proses Sosial dalam Matematika Sejarah
Matematika Sejarah adalah proyek besar yang sedianya akan
dikembangkan dalam sepuluh volume. Semasa hidupnya, dia hanya bisa
mempublikasikan delapan di antaranya. Pada 2005, cucunya, Juli Gutiérrez
Deulofeu, sambil bekerja dengan tulisan-tulisan kakeknya, mengadaptasi dua
volume terakhir menjadi satu, yang melengkapi proyek asalnya. Selain buku yang
melanjutkan kerja Deulofeu, ia juga menerbitkan sejumlah buku yang merangkum
isi dari Matematika Sejarah. Pada salah satu di antaranya, kita dapat menemukan
cetak biru ringkas dari prinsip-prinsip Matematika Sejarah yang dapat
dituliskan sebagai berikut.
1.
Semua masyarakat manusia melalui periode divisi demografi besar,
silih berganti dengan periode unifikasi besar atau periode imperialistik.
2.
Periode divisi besar berlangsung dalam enam setengah abad. Periode
unifikasi besar berlangsung dalam sepuluh setengah abad. Dengan demikian,
siklus evolusi total mencakup tujuh belas abad.
3.
Selama proses evolusi ini, masyarakat melalui fase-fase yang dapat
didefinisikan dengan tepat. Pada akhir suatu siklus, mereka akan ada di posisi
yang sama dengan semula.
4.
Siklus evolusi mencakup semua tipe aktivitas manusia, sehingga, di
samping pertimbangan siklus politik, kita juga harus meninjau siklus sosial,
seni, falsafah, dan sains.
5.
Semua masyarakat mengikuti evolusi yang sama, tapi maju atau mundur
bergantung situasi geografi setiap negara.
6.
Tidak semua masyarakat menunjukkan daya kreatif yang sama. Pada
setiap siklus, terdapat area intensitas kreatif maksimum dan area ini bergerak
dari satu siklus ke siklus berikutnya mengikuti langkah-langlah keseluruhan
proses. Di Eropa, ini berjalan di Mediterania dari timur ke Barat dan lalu dari
Semenanjung Iberia ke Gaul, kemudian ke Kepulauan Britania, lalu melalui orang
Jerman, dan akhirnya tiba di masyarakat Utara (Nordik) dan Slavonik.
7.
Gugus inti imperialistik yang membangkitkan periode unifikasi
politik besar mengikuti proses biologi sempurna, identik satu sama lain, yang
berlangsung selama lima hingga enam abad.
8.
Transformasi rezim sosio-politik tidak terjadi mengikuti suatu tren
naik atau turun konstan, tapi langkah-langkah maju dan mundur, masing-masing
secara berbeda menjadi lebih intens satu sama lain. Ini menghasilkan garis yang
patah, yang merupakan suatu gerak maju dari suatu arah tertentu. Hal ini
dinamai hukum dua langkah maju dan satu langkah mundur.
Kita akan menjelaskan proses sosial yang dideskripsikan Deulofeu
pada volume pertama Matematika Sejarah itu.
Sumber gambar:
https://www.rac1.cat/programes/versio/20170120/413532564827/alexandre-deulofeu-juli-gutierrez-deulofeu-matematica-de-la-historia-eua-donald-trump.html
Aristokrasi Imamat
Pada masa masyarakat memulai proses sosial mereka, struktur mereka
sederhana, ini berdasarkan keluarga dan hubungan antarkelompok keluarga. Tidak
ada pembagian kerja yang jelas. Setiap keluarga menghadapi kebutuhannya
sendiri. Mereka menjalani ekonomi pertanian dengan basis yang sangat sederhana.
Terdapat kepala keluarga dan keluarga-keluarga yang tinggal di area yang sama
memiliki suatu dewan yang kemudian menjadi pemimpin. Dengan demikian,
organisasinya hierarkis.
Kelas dengan tingkat yang lebih tinggi adalah aristokrasi imamat.
Itu dibentuk dari kepala-kepala keluarga yang secara bersamaan memiliki fungsi
semacam imam. Ini adalah religi domestik, setiap keluarga memiliki kultusnya
masing-masing, berdasarkan pemujaan leluhur. Unit-unit yang membentuk kelompok
manusia pertama ini sulit untuk dibedakan satu sama lain. Mereka mungkin
terklasifikasi dalam tiga kelompok: kadim dan budak, kelas pengikut, yang
mengerjakan urusan domestik; elemen-elemen penyusun keluarga yang mapan; dan
kepala keluarga.
Menurut Deulofeu, saat proses itu mulai, masyarakat primer ini
berubah. Ada keinginan untuk berkembang, aktivitas yang meningkat, dan
industrialisasi tentatif bermula. Saudara, anak laki-laki, dan cucu kepala
keluarga mulai mengambil peran lebih dalam aktivitas keluarga. Intensitas kerja
yang meningkat dan permulaan industrialisasi sekarang membuatnya perlu. Kepala
keluarga tidak lagi mampu mengatur seorang diri suatu unit yang menjadi semakin
kompleks. Anggota keluarga yang lain menjadi semakin mahir dalam kerja
terspesialisasi mereka, dan fakta ini memberikan asal transformasi sosial.
Peningkatan aktivitas ekonomi menghasilkan pertumbuhan perdagangan
dan peningkatan kompleksitas relasi. Semua kepala dan mandor dalam skala
struktur itu merasa dilimpahi beban dalam posisi mereka. Anggota dewan bukan
lagi unsur pasif seperti sebelumnya, sebaliknya sekarang mereka akan membahas
dan mengkritik. Sebuah revolusi sosial membanjiri semua kota, dan bersamanya
kekuatan absolut dari raja, kepala suku, dari para pimpinan kelompok, dan
kepala keluarga runtuh. Pada saat yang sama, hak anak sulung, yang digunakan
untuk mengabadikan keluarga besar, mulai menghilang.
Aristokrasi imamat mulai menurun. Kekuatan yang dibangun mulai
menghilang, dan perubahan ini berarti langkah besar ke depan menuju kesetaraan
dengan kelas yang berkuasa. Pada akhirnya, melalui beberapa transformasi,
pembagian yang adil di antara saudara-saudara tercapai.
Pada titik ini ada perubahan dalam struktur politik masyarakat.
Dengan membagikan harta milik di antara saudara-saudara, jumlah dewan kota juga
bertambah. Ada perpecahan struktur kekuasaan dari kota-kota yang menjadi lebih
lemah. Namun prosesnya sangat lambat. Persaingan di antara anggota kelas
penguasa menyebabkan mereka membuat konsesi ke kelas bawah. Sedikit demi
sedikit beberapa budak menjadi pemilik dan menyimpan hasil panen dengan imbalan
uang.
Bersamaan dengan proses ini, pembentukan kekayaan meningkat sehingga
sedikit demi sedikit muncul kelas sosial baru, yang oleh Deulofeu disebut
sebagai aristokrasi kekayaan. Kepemilikan tanah tidak lagi menjadi satu-satunya
sumber kekayaan sebagai konsekuensi dari meningkatnya kegiatan ekonomi dan perdagangan
serta meluasnya penggunaan uang. Aristokrasi baru muncul terutama dari para
budak yang telah mencapai kebebasan. Sebagai akibatnya, sistem komunikasi,
jalan, layanan pos, badan pertahanan, dan semua jenis lembaga diorganisir, yang
menjadi semakin kompleks seiring berjalannya waktu. Pada titik ini sensibilitas
artistik dan gaya arsitektur muncul, bersama dengan lukisan, patung, dll.
Proses renovasi memulai jalan naik yang akan membawa orang-orang ke puncak daya
kreatif mereka.
Aristokrasi Kekayaan
Aristokrasi baru tidak pasrah dengan kekuatan material saja dan
memulai perjuangan untuk mencapai kekuatan politik juga. Perubahan ini tidak
terjadi dalam semalam, tetapi melalui proses panjang kemenangan dan kekalahan.
Para pengatur kota yang baru adalah orang-orang yang terbiasa bekerja, yang
telah mencapai kekayaan mereka melalui upaya mereka sendiri. Mereka menghargai
tidak hanya kekayaan materi, tetapi juga kekayaan spiritual. Aristokrasi baru
ini akan mendorong seni dan sains dalam segala keragamannya. Bangunan-bangunan
sipil dan publik yang besar didirikan, juga istana-istana pribadi yang besar.
Namun, aristokrasi kekayaan akan tetap berkuasa untuk waktu yang
relatif singkat. Generasi-generasi berikutnya sedikit demi sedikit melepaskan
semangat yang dimiliki orang tua dan kakek-nenek mereka sehingga menjadi malas,
sementara pada saat yang sama mereka kehilangan dukungan dari kelas-kelas
bawahan. Pada saat ini, terjadi perubahan politik baru, yang menyebabkan kelas
menengah, yang diorganisasikan dalam asosiasi dan golongan-golongan, masuk
dalam pemerintahan kota. Waktu untuk demokrasi telah tiba.
Demokrasi
Deulofeu mendedikasikan beberapa halaman untuk menguraikan idenya
tentang demokrasi. Dia menganggap demokrasi sebagai rezim kebebasan total, di
mana kebebasan ada untuk individu, keluarga, kota, wilayah, dan masyarakat.
Dalam rezim seperti itu, individu dapat mengembangkan semua kemampuan mereka.
Di antara semua warga, banyak pengrajin bekerja di bidang seni; filsafat
menemukan dan menjadi tempat berkembang biak cendekiawan yang tak ada habisnya;
dan sebagainya untuk semua bidang pembelajaran.
Namun, demokrasi tidak bertujuan menjaga kesetaraan sosial. Sebaliknya,
ia cenderung memecah belah masyarakat menjadi kaya dan miskin. Semakin cerdas, aktif
dan berkualitas seseorang, akan memiliki posisi unggul. Selama beberapa waktu,
mekanisme redistributif dipertahankan. Pada awalnya, para penguasa merasa logis
bahwa Negara harus menghindari kemiskinan kelas bawah. Kemudian, semangat
solidaritas menghilang dan mereka menemukan bahwa ketentuan yang membatasi
pengayaan pribadi mereka tidak adil. Protes dimulai dan ada keinginan untuk
melanggar hukum. Di sisi lain, warga negara yang kekurangan sumber daya
material ingin mendapatkannya dengan cara apa pun, yang mendorong sebagian
orang untuk menjual suara mereka untuk menghindari persetujuan undang-undang
yang akan merusak kepentingan orang kaya. Korupsi pun menyebar dan konsentrasi
kekayaan di beberapa tangan membawa anarki dan perang saudara ke kota-kota.
Di kota-kota, muncul korporasi-korporasi besar, sementara
perusahaan-perusahaan kecil dan toko-toko hancur, dan kelas menengah menjadi
bagian dari proletariat. Di negara itu, properti-properti kecil ditelan oleh
pemilik tanah besar dan menghilang, kelas menengah juga berubah dari menjadi
pemilik tanah menjadi buruh. Konsekuensi dari proses ini adalah hilangnya
kemerdekaan kota dan dimulainya periode imperial atau penyatuan politik.
Deulofeu menyebut periode yang termasuk antara awal siklus evolusi
dan penurunan demokrasi tersebut sebagai “masa pembagian besar demografis” dan menetapkan
masanya selama enam setengah abad, yang terbagi ke dalam aristokrasi feodal,
empat abad, dan aristokrasi kekayaan dan demokrasi, dua setengah abad.
Abad-abad pertama ini dijelaskan oleh Deulofeu sebagai fase gestasi. Dalam
periode ini, segala sesuatu dibentuk, baik dalam aspek politik dan dalam aspek
sosial, intelektual, ilmiah atau filosofis. Sebuah kebudayaan telah diciptakan.
Dengan periode imperial, fase baru dimulai, dengan fase pengembangan,
eksploitasi gagasan dan konsep-konsep hebat dari periode kreatif. Ini adalah
langkah dari kebudayaan ke peradaban.
Konstitusi Gugus Inti Imperial
Pada saat penurunan demokrasi ini, kota-kota tenggelam dalam
kekacauan dan perang saudara. Karena tidak semua kota memulai perang sipil pada
saat yang sama, beberapa faksi yang berselisih memutuskan untuk meminta bantuan
dari salah satu kota tetangga. Ini akan menyebabkan kota yang membantu, selain
dibayar untuk bantuannya, menemukan cara untuk menyelesaikan konflik
interiornya sendiri. Kota yang melindungi, yang juga berada di ambang perang
saudara, dengan mengirimkan pasukannya, menemukan solusi untuk
masalah-masalahnya. Cara ini dapat menunda konflik yang akan pecah di dalam.
Kota-kota lain yang berada dalam situasi yang sama, meminta bantuan dari
kota-kota lain. Di daerah yang luas, akan ada banyak kota yang akan membantu
tetangga mereka. Ini akan memulai pertarungan di antara kota-kota ini untuk
mencapai hegemoni. Yang akan menang akan membentuk inti imperial. Deulofeu
menunjukkan bahwa pada awalnya, dominasi kota hegemonik hampir merupakan
intervensi yang diterima.
Fase Federal
Meskipun demikian, kota-kota yang telah jatuh di bawah hegemoni
inti imperial baru mempertahankan organisasi interior mereka sendiri,
pemerintah kota mereka sendiri, bahkan andai mereka telah kehilangan inisiatif
sejauh menyangkut hubungan eksternal sekalipun. Rezim kebebasan batin ini akan
berkurang semakin banyak dalam dua abad pertama periode imperial dan kota-kota
pada akhirnya akan kehilangan sistem interior mereka sendiri, digantikan oleh
hukum kota imperial. Mereka kehilangan institusi mereka sendiri, tetapi mereka
naik ke kategori warga negara imperium.
Sejauh tingkat budaya yang bersangkutan, manifestasi seni yang
didedikasikan untuk seluruh populasi menghilang, dan mereka terbatas pada aula
kelas kaya dan hanya untuk kelas yang mengatur. Para seniman, yang tidak dapat
membuat karya asli, membatasi diri untuk mengulangi gaya klasik, tetapi
membebani karya mereka dengan ornamen yang berlebihan.
Sejauh menyangkut agama, setelah masa ketidaksepakatan dan
penalaran filosofis, kebebasan beribadah tercapai. Agama kehilangan beberapa
pengikut lama mereka, tetapi sebagai gantinya mereka dipertahankan sampai mati.
Selama fase federal, akan mulai muncul semacam ketidakpedulian terhadap agama, tapi
meskipun demikian, imperial baru masih akan mendapati dalam agama, suatu dukungan
yang akan tetap ada dalam kebanyakan massa yang jahil, tetapi keyakinan yang
mendalam dan benar akan dilupakan.
Proses Agresif Pertama
Inti imperial baru tidak akan puas dengan menyebarkan dominasinya
di wilayah yang luas, dan telah mendirikan hegemoni yang diterima oleh sejumlah
besar kota. Keinginan akan kekuatan tidak bisa berhenti. Ketika menemukan
kota-kota yang tidak menerima aturannya, mereka ditundukkan dengan paksa, dan
dengan demikian, proses agresif pertama dimulai, yang dapat ditemukan di semua imperium.
Selama fase ini, ada transformasi sosial yang penting. Semua
kegiatan imperium terkonsentrasi di kota imperial. Orang-orang berdatangan dari
semua tempat dan segala macam perdagangan dikembangkan. Di sisi lain, kota-kota
lain kehilangan kemakmuran lama mereka dan mulai menurun. Kota imperial
memusatkan semua kekayaan dari imperium dan dibangun monumen-monumen yang megah
di dalamnya, sementara massa buruh dari pedesaan dan dari kota-kota lain hidup
berdesakan di kota dalam kondisi yang mengerikan.
Proses sosial menuju anarki, yang telah dihindari kota imperial
dengan penaklukannya, muncul kembali dalam proporsi yang sangat besar. Usaha
militer besar tidak lagi menjadi sumber kekayaan dan katup buang bagi kebencian
sosial, dan menjadi perang jangka panjang di daerah yang jauh, yang hanya
menjadi sumber kehancuran dan kesengsaraan.
Pada saat yang sama, ningrat imperial yang dibentuk oleh ketokohan
dan posisi resmi muncul, sebagai konsekuensi dari pengurangan majelis rakyat,
yang menjadi parlemen yang perlahan-lahan terbatas, dikendalikan oleh penguasa.
Pembagian dalam dua kelas juga mencapai inti imperial. Bencana tidak bisa
dihindari. Pada saat yang sama, orang-orang yang kuat bersaing untuk kekuasaan
pribadi mereka. Perang saudara berlipat tiga dipicu. Pertama, pertarungan
memperebutkan kekuasaan di antara anggota yang paling kuat. Kedua, perjuangan
rakyat melawan yang kuat, dan akhirnya, perjuangan kota-kota untuk kemerdekaan
mereka.
Dengan cara ini, dengan perang saudara berlipat tiga, depresi besar
tercapai. Pada saat ini, selain tenggelam dalam anarki, kekacauan dan perang
saudara, imperium itu diserang oleh inti imperial tetangga. Sepertinya imperium
tidak akan bertahan. Namun, dalam keadaan tertentu, salah satu faksi dalam
pertarungan memaksakan otoritasnya, massa anarkis dikendalikan, faksi lawan
dikalahkan, orang-orang yang telah menyatakan kemerdekaannya ditundukkan, dan
semua berada di bawah otoritas satu kekuatan tunggal, seorang diktator yang
akan memaksakan dan memimpin nasib imperium. Pada saat ini, dimulailah proses
agresif kedua dan selesailah fase federal.
Fase Unitaris dan Disintegrasi
Pada awal periode ini, kota-kota kehilangan kebebasan interiornya
dan diatur atau dipimpin oleh kekuatan pusat; orang-orang yang membentuk imperium
kehilangan kepribadian dan pemerintahan mereka sendiri. Mereka terbagi dalam
provinsi administratif, dikendalikan oleh pemerintah pusat melalui delegasi
atau gubernur. Hukum, bahasa, dan institusi masyarakat yang diperintah diganti
oleh hukum, bahasa, dan institusi kota imperial.
Selama fase ini, imperium akan melakukan sejumlah penaklukan yang
mengejutkan, yang tidak hanya akan memungkinkannya untuk merebut kembali penguasaan
lamanya, tetapi juga akan mendapatkan perluasan wilayah yang besar. Pada saat
ini, ia bercita-cita untuk hegemoni universal, tetapi bencana militer besar
mengakhiri aspirasinya. Meskipun demikian, ia pulih dan memenangkan kembali
posisi dominannya, tetapi klaim imperialistiknya berkurang. Imperium mencapai
fase kepenuhannya (fase jenuh). Ini adalah fase hegemoni politik, dominasi,
kemegahan. Ini diikuti oleh fase konservatif, di mana keinginan ekspansionis
telah menghilang. Tidak ada lagi pemikiran penaklukan baru, idenya adalah pada
pelestarian dominasi besar imperial. Imperium bercita-cita untuk berdamai
dengan kekaisaran tetangga, dan, karena kuat dan menakutkan, keinginannya
dihormati. Ini mencapai fase paling cemerlang. Kaisar hanya menginginkan
kesejahteraan rakyatnya. Ketertiban dan kedamaian berlangsung dari ibu kota ke
daerah paling terpencil. Konstruksi luar biasa dibangun, jalan, kanal, dan
segala macam pekerjaan sipil. Imperium, yang telah mencapai potensi penuhnya,
muncul dengan segala kemegahannya sebelum memulai kemundurannya.
Tetapi roh perdamaian tidak lagi memadai bagi inti imperial yang
lebih muda untuk mempertahankannya. Jadi inti imperial yang lebih tua, tidak
memiliki semangat agresif, akan menderita kekalahan pertama, yang akan memulai
penurunan imperium. Pada saat yang sama, semangat kemandirian dari rakyat yang
awalnya tunduk berangsur bangun. Ideologi politik negara induk akan mulai
bubar, dan ide-ide sosial serta politik yang tidak bersesuaian akan muncul.
Kelas pekerja, yang menganggap dirinya penting, menganggap kelas-kelas lain
sebagai perampas kesejahteraannya. Orang-orang di imperium, yang menganggap
diri mereka benar-benar lebih baik, merasa diri mereka dimanfaatkan dan
ditindas oleh inti hegemonik. Tentara tidak lagi merasa menjadi pembela warga
dan imperium, dan merasa sebagai kelas yang unggul dengan hak untuk memaksakan
pedomannya sendiri, yang harus diikuti oleh semua badan imperial. Jatuhnya
semangat solidaritas, kebencian dan kecemburuan terhadap apa pun yang menjauh
dari mediokritas, dan ketidaksepahaman di antara berbagai bidang imperium, akan
menjadi penyebab jatuhnya nilai-nilai individu, baik moral dan intelektual, maupun
rasa martabat manusia, dan akan membuka jalan untuk penyerahan dan perhambaan.
Akhirnya, disintegrasi imperium terjadi, tetapi orang-orang langsung
jatuh di bawah dominasi inti imperial baru, yang sejak awal akan bertindak
sebagai tiran sejati. Ia akan memiliki semua kekuatan di tangannya, di samping
semua kekayaan, dan akan mengurangi warga imperial lama ke kondisi pembantu
atau budak. Inti imperial baru akan memenuhi proses evolusi dan pada gilirannya
akan memulai fase penurunan dan dekomposisi. Kelemahan pemerintah pusat pada
akhirnya akan menyerahkan kekuasaan ke tangan gubernur dan wakil gubernur
daerah dan kota, sampai disintegrasi imperium sepenuhnya tercapai dan sebuah
rezim yang disebut rezim feodal, atau kekuatan yang ditumpangkan, diberlakukan.
Saat ini, kita memasuki zaman baru divisi besar demografis. Kemudian, siklus
baru dimulai.
Fase terakhir dari siklus ini adalah aristokrasi imperial atau
feodal, yaitu gubernur dan wakil gubernur yang telah menyatakan kemerdekaan
mereka dari inti imperial. Gubernur-gubernur ini masih memegang beberapa
tingkat penyerahan (pajak, upeti, dan lain-lain) kepada atasan langsung mereka,
dan ini pada gilirannya mengakui ketundukan pada pihak yang ada di atasnya. Di
bawah kelas aristokrat ini, kita menemukan orang-orang yang tunduk pada rezim
perbudakan atau penyerahan, tanpa kekuatan material atau spiritual yang
tersisa.
Dari sudut pandang kebudayaan, kita mendapati tidak ada aktivitas
yang bersifat spiritual. Di satu sisi, kita memiliki aristokrasi yang korup dan
merosot, tanpa perhatian atau tujuan lain selain untuk memuaskan hasrat
materialnya. Di kelas yang menjadi bawahan, kita mendapati orang yang tidak
memiliki kemungkinan memiliki pendidikan dan kehidupan yang terus-menerus menyerahkan
diri untuk melakukan pekerjaan kasar.
Proses Imperial
Kita sekarang akan mengomentari proses imperial. Bahkan meski
siklusnya, menurut Deulofeu, memiliki panjang tepat 1700 tahun, imperium
memiliki panjang 550 tahun. Namun, bagi sejumlah imperium, rentang waktu ini
mungkin sedikit berbeda dari angka tersebut. Pada saat yang sama, di dalam imperium,
lamanya proses agresif pertama tidak stabil. Beberapa imperium memiliki periode
agresif pertama yang sangat pendek, sementara yang lain sangat panjang. Mereka
yang memilikinya lebih lama akan memiliki periode kepenuhan yang lebih pendek,
dan itu akan menjadi kebalikan dari yang lain. Deulofeu membuat perbedaan
antara imperium kontinental yang memiliki harta mereka di benua yang sama dan
yang memiliki koloni maritim. Bagi imperium lintas-maritim ini, ketika fase
penurunan dimulai, hal pertama yang mereka hilangkan adalah koloni. Sebaliknya,
kerajaan benua berupaya memegang penguasaan mereka sampai saat terakhir.
Proses Kreatif
Sangat menarik untuk menunjukkan bahwa siklus sejarah dalam Eurasia
bergerak dari Timur ke Barat, dengan sedikit pergeseran waktu. Hukum tidak
dilaksanakan secara bersamaan di berbagai tempat di bumi. Menurut Deulofeu,
fakta bahwa tidak semua orang menderita evolusi sosial pada saat yang sama,
menyebabkan sejarah tampak begitu kacau. Sangat menarik untuk menunjukkan
kebetulan tersebut dengan apa yang ditulis Jared Diamond dalam bukunya yang masyhur
“Senjata Api, Intan, dan Baja”. Dalam buku ini, Diamond menunjukkan bahwa
pertanian bergerak dalam Eurasia dari Timur ke Barat.
Penyebab lain yang mempersulit visibilitas hukum Sejarah, menurut
Deulofeu, adalah kenyataan bahwa intensitas kreatif tidak sama untuk semua
orang dan untuk setiap siklus. Dalam setiap kebudayaan, pusat kreatif bergerak
juga sedemikian rupa sehingga siklus kedua tidak berada di posisi yang sama
dengan yang pertama. Kebudayaan berkembang sepanjang tiga siklus 1700 tahun,
setelah itu mereka menghilang.
3.
Prediksi Alexandre Deulofeu
Karya Deulofeu adalah proyek ambisius dalam bidang ilmu sosial dan
kontribusinya yang besar adalah kemampuannya untuk mengamati dan
mengidentifikasi pola dalam jaring laba-laba fakta sejarah. Lapangan kerjanya
ada di perpustakaan dan memungkinkannya membuat teori untuk menjelaskan tidak
hanya berdasarkan fakta, karena fakta sudah menjadi sejarah, tetapi dia memiliki
keberanian untuk membuat perkiraan umum tentang masa depan negara. Kegiatan ini
sangat berisiko dan merusak teori apa pun. Meski begitu, Deulofeu tidak
menghindarinya. Dari saat prediksinya dibuat di empat puluhan abad terakhir,
telah diverifikasi bahwa prediksinya tidak jauh dari target. Prediksinya tidak
ada hubungannya dengan perkataan bahwa pada hari seperti itu akan terjadi
sesuatu; mereka agaknya merupakan penegasan umum tentang evolusi imperium-imperium.
Sebagai contoh, ketika pada tahun 1951 Deulofeu menerbitkan ringkasan
pertamanya tentang Matematika Sejarah, ia menyatakan bahwa USSR adalah imperium
yang dekaden yang telah kehilangan agresivitas imperial muda dan akan mencapai
akhir sekitar tahun 2000. Dia membuat penegasan ini dengan mempertimbangkan
fakta bahwa, menurut perkiraannya, kerajaan Muscovy sebagai inti imperial USSR
telah dibentuk sekitar tahun 1450. Oleh karena itu, jika kita tambahkan 550
tahun, yang merupakan panjang kerajaan sedang, hasilnya adalah tanggal yang
diharapkan dari disintegrasi Imperium Rusia, yaitu sekitar tahun 2000. Harus
ditunjukkan bahwa penegasan ini dibuat pada tahun lima puluhan, ketika Uni
Soviet tampak menjadi kekuatan besar di mata pengamat internasional.
Perkiraan lain yang dibuat oleh Deulofeu, yang sedang menuju pemenuhannya adalah Jerman. Beberapa saat setelah Perang Dunia Kedua, Deulofeu menegaskan bahwa Jerman akan menjadi kekuatan besar lagi karena ia berada pada awal proses agresifnya yang kedua, dan bahwa imperium Prancis telah memulai dekadensinya, sama seperti imperium Inggris. Ini bukan saatnya untuk melalui semua prediksi yang dapat dibuat secara mendalam mengikuti teori Deulofeu. Ini adalah tugas yang menuntut ruang dan waktu yang sekarang tidak kita miliki. Tujuan kita saat ini hanya untuk menarik perhatian pada Deulofeu dan teorinya, sehingga memberinya pengakuan yang layak untuknya.
Comments
Post a Comment