Dawam Rahardjo: Seorang (Neo)modernis
Dawam Rahardjo dikenal sebagai salah seorang pemikir
liberal atau neo-modernis (menurut istilah Greg Barton) [Bachtiar, 2017:19-20
dan 72] dalam tubuh Muhammadiyah. Golongan pemikir Paramadina menyebutnya
“tokoh pluralisme” (tentu pluralisme teologis) [paramadina-pusad.or.id: Shofan,
2019]. Kontroversi pemikirannya bahkan pernah membuatnya dipecat dari
kepengurusan ormas modernis itu pada 2006. Hamid Basyaib, mantan koordinator
Jaringan Islam Liberal (JIL), menggelarinya sebagai “Voltaire dari Solo” [bbc.com,
2018]. Sebagian idenya memang segar, tapi banyak pula yang penulis tidak
sependapat dengannya. Pun demikian, jejak intelektualnya memang panjang. Di
antara buku yang ditulis dan disuntingnya yang pernah saya baca dan menarik
untuk diteliti ialah “Habibienomics: Telaah Ekonomi Pembangunan Indonesia” dan
“Insan Kamil: Konsepsi Manusia Menurut Islam”.
Dawam dilahirkan pada 20 April 1942 di Kampung Baluwati,
Solo. Ia lahir di tengah-tengah keluarga santri pengusaha batik dan tenun
tradisional. Sejak kecil, Dawam sudah akrab dengan pendidikan agama. Ini tak
lepas dari peran ayahnya, Zudhi Rahardjo, yang seorang ahli tafsir Quran. Dawam
bersekolah agama di Madrasah Diniyyah Al-Islam
dan pesantren Krapyak (sekarang pesantren Al-Munawwir, Yogyakarta). Ia
juga mengenyam pendidikan umum hingga sekolah di luar negeri pada 1960, yaitu
di Bora High School, Idaho, Amerika Sekirat (AS). Sepulang dari AS, ia masuk ke
Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Sebagai mahasiswa, bakatnya sebagai
penulis mulai berkembang, terutama terkait masalah sosial-politik dan ekonomi.
[tirto.id: Gumiwang, 2018]
Setelah lulus sarjana pada 1969, Dawam sempat bekerja di
Bank of America, Jakarta selama 2 tahun. Pada 1971, ia bergabung dengan Lembaga
Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES). Kariernya di
LP3ES terbilang cepat. Mulai dari staf kemudian beranjak menjadi kepala bagian
di berbagai departemen. Sempat menjadi wakil direktur selama dua periode, Dawam
akhirnya menjadi direktur di LP3ES (1980-1988). Ia sempat menjadi pimpinan
utama jurnal Prisma (1980-1987) yang juga diterbitkan oleh LP3ES. Lepas dari
LP3ES, pada 1988, ia menjabat Direktur Pelaksana Yayasan Wakaf Paramadina. Pada
1996-2000, Dawam menjabat sebagai Rektor Universitas Islam 45 Bekasi (Unisma).
Ia juga tercatat pernah menjadi ketua tim penasihat khusus Presiden B.J.
Habibie pada 1999. Ia meninggal Rabu, 30 Mei 2018 lalu.
Kontroversi pemikiran Dawam memang cukup panjang. Pasca
diharamkannya pemikiran sekularisme, liberalisme, dan pluralisme teologi oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 2005 lalu, Dawam menolaknya habis-habisan.
Ia bahkan sempat mengusulkan agar Menteri Agama saat itu, Maftuh Basyuni,
diganti. Ia membela mati-matian kelompok yang telah divonis sesat oleh MUI dan
dilarang Kementerian Agama, seperti Ahmadiyah dan Lia Eden. Berkat hal itu, ia
meraih penghargaan Yap Thiam Hien pada 2013. Namun, hal itu pulalah yang
membuatnya dipecat oleh Muhammadiyah. Ia bahkan sempat menyerukan kebebasan
untuk tidak beragama yang ditulisnya di jurnal Ulumul Quran edisi 4 volume 5,
1994: “Kebebasan beragama berarti juga, bahkan mengandung arti yang lebih
konkret, (yaitu) kebebasan untuk tidak beragama.” [bbc.com, 2018]
Terlepas dari kontroversi pemikiran liberalnya itu, Dawam
merupakan penulis yang produktif. Ia terutama banyak menulis seputar masalah
ekonomi. Di antara buku-bukunya ialah “Esai-esai Ekonomi Politik” (1983),
“Pembangunan Pertanian, Industrialisasi, dan Kesempatan Kerja” (1987),
“Pertumbuhan Ekonomi dan Krisis” (1987), “Deklarasi Mekah: Menuju Ekonomi
Islam” (1991), “Etika dan Ekonomi Manajemen” (1990), “Islam dan Transformasi
Sosial Ekonomi” (1999), dan “Arsitektur Ekonomi Islam” (2015). [tirto.id:
Gumiwang, 2018]
Sumber
Bachtiar, Tiar Anwar. (2017). Pertarungan Pemikiran Islam di Indonesia: Kritik-kritik Terhadap Islam
Liberal dari HM. Rasjidi Sampai INSISTS. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
BBC.COM. (2018, 31 Mei). Telah tiada: Dawam Rahardjo, tokoh Islam yang bahkan pernah ‘dipecat’
Muhammadyah. Diakses pada 30 Juli 2020 dari https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44311842
Paramadina-pusad.or.id: Shofan, M. (2019, 10 Mei). Refleksi 70 Tahun: Pluralisme Dawam Rahardjo.
Diakses pada 30 Juli 2020 dari https://www.paramadina-pusad.or.id/refleksi-70-tahun-pluralisme-dawam-rahardjo/
Tirto.id: Gumiwang, R. (2018, 29 Mei). Dawam Rahadjo, Sang Pemikir Ekonomi Islam.
Diakses pada 30 Juli 2020 dari https://tirto.id/dawam-rahardjo-sang-pemikir-ekonomi-islam-cKYQ
main poker dengan banyak penghasilan
ReplyDeleteayo segera hubungi kami
WA : +855969190856